Inilah 10 Hal yang Tak Pernah Dibeli Orang Kaya demi Menjaga Kekayaannya

Inilah 10 Hal yang Tak Pernah Dibeli Orang Kaya demi Menjaga Kekayaannya

Hal yang Tak Pernah Dibeli Orang Kaya--

oganilir.co - Cara orang kaya membangun dan menjaga kekayaan tidak hanya lewat pendapatan dan investasi. Mereka disiplin mengelola uang dan memilih tidak menghabiskan biaya untuk hal-hal yang dinilai tidak memberi nilai tambah. Setiap dolar yang terbuang berarti hilang kesempatan untuk berkembang. Berbeda dengan kelas menengah yang mudah terjebak pengeluaran konsumtif, kebiasaan orang kaya lebih terarah. Mereka memiliki daftar pengeluaran yang secara konsisten dihindari.

Dikutip dari New Trader U, berikut 10 pengeluaran yang tidak dilakukan orang kaya. 

1. Pajak Berlebih yang Bisa Dihindari Secara Legal

Orang kaya tidak membayar pajak lebih dari yang seharusnya. Mereka memakai strategi pajak sepanjang tahun, mulai dari memaksimalkan kontribusi pensiun, memanfaatkan tax-loss harvesting, hingga menata struktur bisnis untuk menekan beban pajak.

Langkah ini bukan untuk menghindari kewajiban, tetapi memanfaatkan aturan yang sah. Banyak pekerja kelas menengah kehilangan ribuan dolar karena tidak mengetahui potongan dan kredit yang bisa diklaim.

2. Bunga Utang Konsumtif

Kebiasaan orang kaya adalah tidak menanggung bunga utang konsumtif. Mereka tidak memiliki saldo kartu kredit, pinjaman kendaraan, atau pembiayaan furnitur yang memunculkan bunga. Bagi mereka, bunga adalah uang yang hilang tanpa nilai balik.

Jika memakai kartu kredit, mereka melunasi penuh setiap bulan. Jika membeli mobil, mereka membayar tunai atau memilih pembiayaan dengan bunga sangat rendah.

3. Jasa dan Kontraktor Murah

Orang kaya tidak memilih layanan berbiaya murah untuk akuntan, pengacara, penasihat, atau perbaikan rumah.

Mereka mencari kualitas, bukan harga terendah. Orang kaya tahu layanan murahan justru menimbulkan biaya lebih besar di kemudian hari. Akuntan murah bisa melewatkan potongan pajak penting. Kontraktor murah bisa menghasilkan pekerjaan yang harus diperbaiki ulang. Bagi orang kaya, kualitas adalah investasi.

4. Tiket Lotre

Kebiasaan orang kaya adalah tidak membeli tiket lotre. Mereka memahami peluang dan tahu bahwa lotre bukan cara membangun kekayaan. Uang yang biasanya dialokasikan untuk lotre lebih baik diinvestasikan pada instrumen yang jelas memberi imbal hasil.

5. Judi

Orang kaya memahami bahwa judi memiliki nilai harapan negatif. Jika pun berjudi, itu hanya untuk hiburan dan dengan uang yang siap hilang. Mereka tidak menjadikan judi sebagai strategi keuangan karena peluangnya selalu menguntungkan pihak penyelenggara (kasino), bukan pemain.

6. Garansi Tambahan

Orang kaya tidak membeli garansi tambahan untuk peralatan rumah tangga atau elektronik. Dengan dana darurat yang kuat, mereka tidak melihat perlindungan tambahan sebagai kebutuhan. Mereka mengetahui garansi tambahan menguntungkan retailer, bukan konsumen.

7. Timeshare

Orang kaya tidak membeli timeshare. Mereka menilai sistem timeshare atau model kepemilikan properti liburan di mana beberapa pembeli berbagi properti yang sama, tidak menguntungkan. Hal ini karena biaya awal yang mahal, ada biaya tahunan, sulit dipakai fleksibel, dan kalau dijual kembali nilainya biasanya sangat rendah. Orang kaya lebih memilih membeli properti liburan sendiri atau menginap di hotel 

8. Makanan Olahan Berkualitas Rendah

Mayoritas orang kaya memilih makanan utuh dan organik. Mereka mencari produk yang jelas asal-usulnya. Bagi mereka, kesehatan adalah aset terbesar. Biaya kesehatan akibat pola makan buruk justru lebih mahal dibanding membeli makanan berkualitas.

9. Peralatan dan Perawatan Taman

Orang kaya tidak membeli peralatan taman atau mengurusnya sendiri. Mereka menggunakan jasa landscaper untuk menghemat waktu. Waktu dinilai sebagai aset berharga yang dapat dipakai untuk menghasilkan lebih banyak pendapatan atau membangun relasi.

10. Perbaikan Mahal pada Barang Lama

Untuk atap rumah, peralatan, atau kendaraan, orang kaya lebih memilih mengganti daripada memperbaiki ketika biayanya mendekati atau melebihi nilai penggantian. Barang baru dianggap lebih tahan lama dan memberi ketenangan. Kebiasaan orang kaya dalam mengelola uang bukan soal pelit, tetapi soal menghitung nilai. Mereka menghindari pengeluaran yang menggerus kekayaan seperti lotre, bunga utang, dan timeshare.

Setiap dolar yang dihemat dialihkan ke investasi yang dapat tumbuh dan memperkuat kekayaan jangka panjang.

Sumber: