Patung Macan Putih tak Proporsional, ini Profesi Lain Pematung

Patung Macan Putih tak Proporsional, ini  Profesi Lain Pematung

Patung Macan Putih karya Suwari yang tidak proporsional. --

KEDIRI, oganilir.co - Seorang pematung asal Desa Balongjeruk, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Suwari mengaku menyelesaikan pengerjaan patung macan putih hanya dalam waktu 18 hari.

Suwari dikenal sebagai pelaku seni ludruk di desanya. Sebelum vakum karena usia, dia aktif sebagai pemukul kendang penampilan ludruk.

Suwari mengatakan, dirinya merasa sudah membuat patung tersebut sesuai dengan yang diinginkan kepala desa dan telah mengerahkan segenap kemampuannya untuk merealisasikan patung macan putih tersebut.

"Itu kan permintaan Pak kepala desa. Untuk membuat patung macan putih sesuai cerita desa. Sudah sesuai dengan gambar, hanya beda lorengnya. Di gambar kuning, di sini loreng putih disesuaikan cerita,” kata Suwari seperti dilansir Kompas.com.

BACA JUGA:Diplomat Senior Indonesia Kritik Menlu Sugiono, ini Isinya

Suwari pun menyebut, ongkos yang didapatnya dari pembuatan patung tersebut sebesar Rp2 juta yang anggarannya didapatkan dari kepala desa.

Dia lalu mengerjakan pembuatan patung macan putih dengan sistem borongan atau borong kerja. Sedangkan belanja material mulai dari semen, pasir, besi, maupun kawat sebagai bahan baku patung tersebut disiapkan oleh kepala desa.

Suwari mengaku, menyelesaikan pekerjaan itu selama 18 hari dan dilakukannya seorang diri tanpa bantuan kuli atau pematung lainnya. Itu pun tiap harinya dikerjakan hanya setengah hari saja. "Saya mborong kerja. Saya kerjakan sendiri selama 18 hari tanpa bawa kuli,” katanya.

Biaya Total Rp 3,5 Juta

BACA JUGA:Diserang Israel, Hizbullah Akui Komandan Seniornya Tewas

Sementara itu, Kepala Desa Balungjeruk, Safi'i mengatakan, total biaya pembuatan patung macan putih meliputi ongkos pematung dan seluruh material yang dibutuhkan sebesar Rp3,5 juta.

Safi'i pun memastikan hingga bersumpah seluruh anggaran biaya tersebut bukan dari dana pemerintah atau dana desa, melainkan murni dari kantong pribadinya.

Bil haq (bersumpah) anggarannya bukan dari dana desa. Dari saya sendiri,” ujar Safi'i, belum lama ini.

Sebelumnya diberitakan, patung macan putih di Desa Balongjeruk tersebut menyedot perhatian masyarakat karena wujudnya yang dianggap tidak proporsional. Penggambaran anatomi tubuh macan dinilai melenceng jauh dari sosok hewan yang selama ini dikenal sangat gagah itu. (Kompas.com/dri)

Sumber: