Sekjen Akuatik Indonesia: Juara Renang tak Harus Postur Tinggi

Minggu 25-02-2024,20:48 WIB
Reporter : Dendi Romi
Editor : Dendi Romi

Sekjen Akuatik Indonesia: Juara Renang tak Harus Postur Tinggi

PALEMBANG, oganilir.co - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Akuatik Indonesia Ali Andi Patiwiri angkat bicara terhadap prestasi renang Indonesia yang masih kalah dibanding negara ASEAN dan Asia lainnya.

"Saya baru menghadiri kejuaraan dunia renang di Doha, Qatar. Dimana salah satu peraih medali emas berasal dari Tunisia yang postur tubuhnya tidak tinggi besar dan lebar," kata Sekjen Pengurus Akuatik Indonesia Ali Andi Patiwiri saat membuka Musyawarah Provinsi Luar Biasa (Musprovlub) Pengurus Provinsi Akuatik Sumsel di Aula BPSDMD Sumsel, Sabtu 24 Februari 2024.

Dalam kejuaraan renang dunia di Doha itu, lanjut Ali Andi, medali emas tidak lagi dimonopoli oleh perenang Amerika Serikat atau negera Eropa lainnya. Melainkan sudah berbagi di negara-negara lainnya. Ada empat negara baru sudah muncul sebagai jawara renang. Dua diantaranya adalah perenang Tunisia dan Australia.

BACA JUGA:Prof Edwar Juliartha, Nakhoda Akuatik Sumsel Baru

"Siapa sangka Tunisia, negara kecil itu bisa melahirkan perenang dunia," ujarnya. 

Karena itu, menjadi pekerjaan rumah bagi Pengurus Akuatik Indonesia, Pengurus Provinsi Akuatik, dan pelatih untuk mencari bibit-bibit perenang untuk dididik menjadi perenang dunia.

"PR (pekerjaan rumah) kita bersama," imbuhnya.

Indonesia, lanjut Andi Patiwiri, jika ingin berbicara di ajang olimpiade tidak harus mengirim atlet banyak. Cukup mengirim satu atlet pada cabang olahraga yang banyak menyediakan medali emas. Salah satu cabor itu adalah akuatik. Di cabor akuatik ada renang, loncat indah, dan renang indah. Singapura sukses meraih 22 medali emas pada SEA Games Kamboja 2023 hanya dengan satu atau beberapa orang atlet renang.

"Prestasi Singapura di SEA Games Kamboja 2023 luar biasa," tukasnya. 

 

Kategori :