Jubir MATA Hati Bela SO
PALEMBANG, oganilir.co - Juru bicara pasangan bakal calon gubernur dan bakal calon wakil gubernur Sumsel H Mawardi Yahya-Anita Noeringhati (MATA Hati) Aswan Mufti membela pernyataan mantan Gubernur Syahrial Oesman (SO).
Menurut Aswan Mufti, apa yang disampaikan Syahrial Oesman terhadap kepemimpinan Herman Deru selama lima tahun adalah fakta. Bukan menyalahkan Herman Deru. Menurunnya status Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II dari internasional menjadi bandara domestik bukan omong kosong. Dan itu terjadi semasa kepemimpinan Herman Deru.
"Ini jelas fakta, bukan omong kosong," kata Aswan Mufti saat dihubungi oganilir.co, Rabu 31 Juli 2024 malam.
Dampak dari menurunnya status Bandara SMB dari internasional menjadi domestik, tambah Aswan, jelas merugikan masyarakat Sumsel khususnya dan Indonesia umumnya. Sebab, penerbangan yang selama ini bisa langsung dari Bandara SMB II ke luar negeri. Apakah itu negara-negara Asia Tenggara atau negara Asia lainnya bisa langsung, saat ini harus transit dulu ke bandara provinsi lain yang berstatus internasional.
BACA JUGA:Maju Pilgub DKI, Ridwan Kamil Didukung Ibunda
"Ini kan menambah cost," ujar caleg terpilih DPRD Sumsel dari Partai Gerindra ini.
Aswan menjelaskan bahwa kawasan ekonomi khusus (KEK) dan Pelabuhan Tanjung Api-Api yang tidak ada progres semasa gubernur Herman Deru, merupakan fakta. Begitu juga dengan terdegradasinya klub sepak bola kebanggaan masyarakat Sumsel Sriwijaya FC (SFC) merupakan fakta.
"Makanya dituntut gubernur saat itu HD untuk memgembalikan SFC ke Liga 1, bahkqn juara double winner seperti yang diraih oleh Pak SO dan Pak Alex. Kalau awal menjabat sampai akhir jabatan tetap di liga 2, berarti tidak ada prestasi atau datar-datar saja. Kita masih ingat sejarah SFC dari tiada menjadi ada. Bahkan meraih double winner di bawah Pak SO Dilanjutkan gubernur berikutnya Pak Alex (Alex Noerdin)juga meraih double winner," jelas mantan anggota DPRD OKI ini.
Dan sekarang, tambah Aswan, SO tentu merasa sedih dan ingin mengembalikan kejayaan SFC. "Makanya Pak SO mendorong Pak Mawardi Yahya untuk menjadi gubernur," tukasnya.
Masalah program berobat gratis dan sekolah gratis, jelas Aswan, tidak seindah di atas kertas. Masih banyak keluhan orang tua di bidang pendidikan ini. Baik itu sistem penerimaan siswa maupun masih adanya iuran sekolah. Begitu juga dengan berobat gratis, masih banyak keluhan masyarakat di bidang kesehatan ini.
"Kwalitas pelayanan yang kurang memadai, kadang sulit mendapatkan perawatan dikarenakan kuota berobat grati sudah penuh. MATA Hati hadir untuk memperbaiki ini. Untuk memberikan lompatan pembangunan masyarakat Sumsel. Dan yang dikritisi adalah programnya, bukan prinadi. Mengapa kritikan ini disampaikan? Itulah alasan mengapa MATA hati hadir Sebagai alternatif pilihan gubernur dan wakil gubernur. Kami yakin masyarakat Sumsel ingin memgembalikan kejayaan seperti dipimpin oleh Pak SO dan Pak Alex Noerdin," terang Aswan Mufti.
Masih kata Aswan Mufti, belum lagi bantuan untuk pemerintah desa yang selama masa HD dihapuskan. Padahal di masa Gubernur Alex Noerdin, ada dana bantuan provinsi untuk desa. Begitu juga bantuan untuk pondok pesantren selama lima tahun terakhir sangat minim.
"Intinya yang disampaikan SO adalah fakta dan bukan omong kosong," pungkasnya.