Namun baru diberikan Rp35 juta. Baru menyusul Rp5 juta.
“Sedangkan yang Rp 2,7 juta itu biaya mengurus buku nikah dan sewa tempat antar-antaran,” tukasnya.
Dia juga membantah membanting pintu, saat calon ibu mertuanya datang.
Namun disebutnya sejak 17 Desember, sudah tidak ada lagi kontak dengan pihak keluarga pria.
Sementara rencana menikah 18 Desember.
“Yang membatalkan menikah bukan saya, tapi pihak pria,” klaimnya.
Meski begitu, Dona menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Desa Blambangan dan masyarakat OKU umumnya.
Sebab berita batalnya menikah sudah membuat resah. Kabur kemana selama ini?
“Kami tidak ada di rumah bukan karena menghindar. Tapi sedang pergi ada undangan hajatan ke luar OKU,” akunya.
Kades Belambangan Salman, mengatakan soal gagal nikah itu memang benar. Namun yang membatalkan pernikahan itu dari pihak pria.
“Kami dari aparat desa dan pihak terkait, sudah berusaha membantu memberikan arahan agar pernikahan tetap dilangsungkan, namun tidak berhasil,” katanya.
Sedangkan Junaidi dari P2UKD (Penyuluh Pembantu Urusan Keagamaan Desa), menjelaskan, karena buku nikahnya (Dona dan Anjas) sudah ada, makanya akan dilakukan pembatalan.
“Dibuatkan berita acara pembatalan, kedua belah pihak harus membuat pernyataan di atas materai. Dari pria sudah bersedia membuat pernyataan di atas materai,” terangnya.