
JAKARTA, oganilir.co - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) RI dan Pemerintah Australia mencanangkan berbagai kerja sama bidang pendidikan tinggi, melalui sejumlah program. Seperti Kampus Bersama dan Joint Program.
"Tentu saja kita memiliki sejarah panjang kerja sama, terutama di sektor pendidikan tinggi, sains, dan teknologi. Saya sangat antusias untuk mendiskusikan rencana pembaruan MoU (nota kesepahaman) sebagai langkah awal untuk memperkuat kolaborasi kita ke depan," kata Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto melalui keterangan di Jakarta, Selasa 3 Juni 2025.
Hal tersebut mengemuka saat dia menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Australia untuk Indonesia Roderick Brazier di Kantor Kemdiktisaintek di Jakarta, Senin (2/6).
BACA JUGA:Donald Trump Larang Universitas Harvard Larang Menerima Mahasiswa Asing, Kampus Melawan
Ia mengapresiasi kontribusi Pemerintah Australia dalam mendukung pembangunan pendidikan di Indonesia, termasuk melalui kehadiran kampus cabang universitas-universitas ternama Australia, seperti Monash University di Jakarta, Deakin University di Bandung, dan Western Sydney University di Surabaya.
"Saya pribadi berharap universitas-universitas Australia dapat membuka lebih banyak program studi di kampus cabangnya di Indonesia, agar lebih berkelanjutan dan memberikan pilihan lebih luas bagi mahasiswa Indonesia," ujarnya.
Guru besar ITB ini mengusulkan pengembangan model kolaborasi pendidikan yang lebih terintegrasi dengan mendorong kampus berasal dari Australia tidak hanya membuka kampus baru, tetapi juga membangun program bersama langsung di kampus mitra Indonesia sejak awal perkuliahan.
BACA JUGA:Giliran Kampus Yordania Membuka Cabang di Indonesia, Mahasiswa Indonesia tak Perlu Kuliah di Timteng
"Dibandingkan sistem 3+1 yang terpisah, saya membayangkan program Joint Degree yang benar-benar dibangun bersama dari awal, dengan dosen dan kurikulum dari kedua belah pihak, serta pembelajaran yang berlangsung secara paralel di Indonesia dan Australia," katanya.
Brian berharap, program-program seperti Visiting Professor dan Joint Degree dapat segera terwujud.
Kolaborasi ini, lanjut Brian, tentu akan membawa manfaat nyata, tidak hanya bagi mahasiswa, tetapi juga bagi penguatan ekosistem riset dan inovasi kedua negara.
Dubes Brazier menyatakan kesiapan Pemerintah Australia menjajaki konsep tersebut lebih lanjut bersama tim dari Kemdiktisaintek.
Ia menyampaikan rencana penyelenggaraan sejumlah agenda di bawah payung kerja sama KONEKSI, termasuk acara penghargaan bagi penerima hibah Just Energy Transition serta knowledge exchange pada Oktober mendatang.
BACA JUGA:Polres Ogan Ilir Gelar KRYD Di Kampus Unsri, Tanjung Senai dan Timbangan
Selain itu, ia menyebutkan bahwa Pemerintah Australia berharap dapat menjajaki fleksibilitas tambahan untuk pengembangan program studi baru di kampus-kampus cabangnya di Indonesia.