BACA JUGA:Mohamed Salah Raih Sepatu Emas Premier League 2024-2025
Saat memasuki vila, terdapat ruangan yang dipasangi lampu gantung kuningan sentral dari era Kotera yang dipertahankan tanpa ornamen kristal. Uniknya, vila ini memiliki dua tangga yang memiliki arah berbeda.
Tangga pertama mengarah ke lantai dua yang digunakan sebagai kamar tidur dan tempat bersantai. Di lantai ini terdapat kamar tamu dengan kamar mandi pribadi, kamar anak, kamar istrinya, kamar tidur pasangan, dan kamar pembantu. Setiap kamar tidur memiliki kamar mandi dan ruang ganti baju sendiri. Sedangkan tangga kedua mengarah dari ruang bawah tanah menuju loteng.
Area luar vila milik Bata juga dilengkapi dengan rumah tukang kebun dan rumah pengurus rumah yang dibangun sesuai desain Jan Kotera pada 1911-1915. Beberapa tahun kemudian, dibangun sebuah kandang, garasi, rumah es, gazebo, air mancur, rumah kaca, sarang lebah, dan kebun buah-buahan. Lalu pada 1938, Vladimir Karfik merancang pembangunan kolam renang di sisi barat taman.
BACA JUGA:5 Tips Mencuci dan Merawat Sepatu Bahan Beludru agar Tetap Awet
Vila Megah Tomas Bata yang Sempat Diambil Alih
Ketika Tomas Bata meninggal dunia pada 1932, vila tersebut tetap digunakan sebagai tempat tinggal istri dan anak-anaknya. Vila ini juga dijadikan tempat pertemuan untuk urusan diplomatik dan penerimaan tamu-tamu penting.
Sepeninggal Bata, sang istri Mary Bata memegang posisi penting di perusahaan sepatu itu. Nama besar mendiang suaminya membuat status sosialnya naik dan dipandang sebagai orang penting di Zlin dan Republik Ceko.
Saat Perang Dunia II berlangsung, Mary Bata tinggal di vila tersebut setelah kembali menjadi pemegang saham perusahaan Bata. Langkah ini diambil untuk mengawasi administrasi perusahaan yang kala itu berada di bawah kepemimpinan Jerman.
BACA JUGA:Rekomendasi Warna Sepatu yang Membuat Kaki Cerah
Sayangnya, vila keluarga Bata mulai memasuki masa tersulitnya setelah 1950. Vila tersebut dinasionalisasi dan secara bertahap dibangun kembali menjadi club house. Karena penanganan yang ceroboh dan penggunaan konstruksi tambahan, vila tersebut justru mengalami kerusakan parah di sejumlah sisi.
Pada 1989, vila tersebut akhirnya dikembalikan kepada keluarga Bata dan diambil alih Tomas Bata Jr., putra tunggal Tomas dan Mary Bata. Saat kembali ke vila itu, ia bahkan kesulitan untuk mengenali rumah keluarganya.
Tomas Bata Jr kemudian melakukan renovasi besar-besaran pada 1996 dan menelan biaya sekitar US$ 1 juta. Renovasi itu sangat memengaruhi tampilan asli bangunan, perubahan tata ruang dan interior, mengubah total karakter beberapa bagian rumah, terutama pada lantai dua yang digunakan menjadi ruang kantor.
Area lantai satu di vila tersebut dibangun ulang dengan cara yang lebih teliti dan menghormati setiap aspek sejarahnya. Dipasangi panel kayu asli, kertas dinding marquetry dan kain, perapian, lampu gantung kuningan, serta ubin dan lantai marmer.
BACA JUGA:5 Tips Merawat Sepatu Agar Tetap Awet dan Tahan Lama