"Lebih dari lima hari air sungai tercemar. Warga di sini tak bisa mandi di sungai karena mengalami gatal-gatal dan terpaksa kami menggali sumur untuk mendapatkan air yang layak," kata Edi.
BACA JUGA:Hasil Uji Lab PT SPF, Kualitas Pencemaran Masih Di Bawah Baku Mutu
Kepala Desa Bakung Suharman mengatakan bahwa air dalam embung tidak lagi jernih karena musim kemarau. Volume air berkurang. Namun dia tidak menampik air dalam embung berubah warna karena adanya pencemaran yang berasal dari pabrik pengolahan singkong.
"Ya, sudah lima hari lalu, warga mengeluhkan air yang terindikasi (tercemar) limbah perusahaan pengolahan ubi yang ada di hulu anak sungai," ujar Suharman. (Sid)