Seni Tradisional dan Modern Seusai berbagai sambutan, giliran hiburan di panggung besar Ecovention menampilkna beragam seni tari dan seni suara tradisional dan kemudian yang lebih modern, bak vocal group, band, dan juga DJ yang bernuansa tahun 1980-an dan 1990-an. Acara hiburan “Kenang 8: Ingatanku selalu di Delapan” diibuka dengan tarian Gatot Kaca yang dibawakan secara tunggal oleh Djoko Histi Maryono,lulusan 1982
Kisah Satria Muda putra Bima penegak Pandawa dari Kerajaan Pringgodani itu dibawakan dengan sangat apik. Meski sudah berumur 60 tahun lebih, Djoko yang memang seorang penari ini terlihat masih sangat gagah bak satria.
BACA JUGA:SMAN 1 Indralaya Ogan Ilir Terpilih Sampel Penelitian Inovasi AI Oleh BRIN.
Penampilan seni tradisi daerah berikutnya dibawakan kelompok tari trasional Smandel, “Tari Greger Jawa” yang merupakan tarian khas Betawii yang diambil dari dua suku kata “Greget” yang berarti keinginan kuat yang mendalam dan “Jawara” yang diartikan pejuang atau pemenang. Masih Kelompok Seni Trasional Smandel, seorang siswa membawakan tarian tunggal berjudul “Si Kembang Jali” dengan apik dan energik, diiringi musik khas bernuansa Betawai.
Hadirin baik guru, alumni dan karyawan yang hadir memberi applause untuk tarian tersebut. Kemudian Angkatan 1982 kembali unjuk gigi dengan penampilan tarian “Maumere” yang berasal dari daerah Maumere, Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang diiringi lagu daerah dengan judul Gemu Fa Mire. Enam penari wanita dengan pakaian khas daerah Maumere secara spontan membuat hampir seluruh hadirin berdiri ikut menari dan menyanyikan lagu pengiring Maumere.
Seusai penampilan tari tradisional, yang sebelumnya didahulu berbegai sambutan, dilanjutkan dengan penampilan seni modern. Ada vocal group Angkatan 1979 yang menyanyikan lagu Farid Hardja, “Ini Rindu” dengan riang dan mengudang hadirin ikut ikut bernyany bersama. Juga diikuti penampilan vocal group Angkatan 1981 yang tak kalah apiknya membawakan lagu “Cerita Cinta” yang dibawakan Kahitna dan ngehits di tahun 1980-an.
Generasi muda Smandel yang yang aktif di Seksi Kesenian dan pada 20 Juni 2023 lalu menggelar Collaboreight berupa drama musical “Kalesang Larat” di Gedung Kesenian Jakarta, membawa cerita dari Maluku tersebut ke atas panggung reuni Akbar dengan modifikasi dan meringkas ceritanya. Penampilan mereka tak kalah hebatnya.
BACA JUGA:Kepsek SMA-SMK Se-Ogan Ilir Ikuti Diskusi Panel “Merdeka Belajar” di SMAN 1 Indralaya
Kembali ke Masa 80-an dan 90-an Mayoritas alumni yang datang di Ecovention ini didominasi oleh angkatan 80-an dan 90-an, meski angkatan 60-an dan 70-an serta angkatan yang lebih muda yakni angatan 2000-juga lumayan yang hadir, maka pentas music dan hiburan lebih bernuansa tahun 1980-an dan 1990-an. Hal itu snagat wajar mengingat kenangan manis mereka banyak diwakili oleh lagu-lagu di masa itu.