Mahasiswa S2 Unsri Peraih IPK 4.0. Tewas Kecelakaan
OGANILIR.CO- “Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak”. Pribahasa ini menimpa Mahasiswa Program S2 Magister Pendidikan Olahragra Universitas Sriwijaya (Unsri).
Dia adalah Romy Yudhistira mengalami kecelakaan bersama istrinya Ajeng dalam perjalanan dari rumah di Pangkalan Balai Kabupaten Banyuasin menuju lokasi Yudisium FKIP Unsri di Indralaya Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan , Selasa 22 Agustus 2023.
Romy harus merenggang nyawa , akibat kejadian tersebut, perjalanan untuk meraih gelar S2 dengan IPK tertinggi 4.0 harus kandas di perjalanan.
BACA JUGA:Pasutri Tewas Ditabrak Truk Tangki Minyak Modifikasi, Sehari Sebelum Yudisium S2
Meski begitu Koordinator Program Studi (Koorprodi) S2 Pendidikan Olahraraga FKIP Unsri , Dr Wahyu Indra Bayu mengatakan sebagai bentuk penghormatan, prosesi pengalungan yudisium Romy diwakilkan oleh dirinya.
"Hari ini Saya datang ke kampus ini jam 8 pagi, Tiba-tiba di telpon teman satu angkatan Korban Romy yang juga di Yudisium hari ini. Bahwa Romy Yudistira mengalami kecelakaan saat dalam perjalanan menuju Indralaya, kejadian kecelakaan sekitar pukul 6, pagi ini,’’kata Wahyu.
Wahyu mengaku, sehari sebelumnya sempat berkomunikasi dengan Romy. Membahas tentang even Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas), karena kebetulan satu kepanitiaan.
BACA JUGA:FP Unsri Yudisium 376 Mahasiswa, ini Rinciannya
"Melalui pesan Wa nya beliau (Romy) sempat menulis, Maaf Pak, saya bisa di tanggal itu. Ternyata takdir mengatakan tidak bisa pada tanggal itu, ternyata untuk selamanya,’’tuturnya.
Wahyu juga mengatakan, Tesis Romy salah satu dosen yang membimbingnya, sehingga komunikasi dengan Romy sangat baik, orangnya rajin, aktif dan lulus tepat waktu. Romi sangat dikenal dosen, karena dirinya merupakan ketua kelas yang banyak berkomunikasi dengan dosen. Menyampaikan informasi dari dosen atau prodi ke mahasiswa lain. Bahkan, nilai IPK nya tertinggi dan sempurna 4.00.
"Dan menurut Informasi , kalau tidak salah, tahun ini Romy diangkat PPPK di Banyuasin atau Palembang. Dan setahu saya Dia mengajar di MTS di Banyuasin,"Lanjutnya
BACA JUGA:Dibangun Tahun 1975, Lapangan Sepak Bola-Tribun Unsri Direvitalisasi
Masih kata Wahyu, bahwa almarhum Romy, memiliki pribadi yang rajin, gigih. Berhasil menyelesaikan tesis yang tidak mudah, namun berkat kegigihannya, tetap bisa diselesaikan tepat waktu.
“Judul tesisnya, Romy mengembangkan suatu alat yang dapat membantu guru olahraga maupun atlit dalam mengukur kecepatan lari. Jadi saat lari beberapa meter, melalui sensor alat ini bisa merekam waktu tanpa menggunakan stop watch,’’ucapnya.