Oktap Riady SH : Menulislah Berita dengan Hati
OGANILIR.CO-Ketika akan menulis berita butuh ketenangan, dan pemikiran yang jernih, sehingga tidak unsur rasa kebencian yang dituangkan dalam berita,’’Maka menulislah berita dengan hati, bukan dengan otak, karena dengan otak sering muncul rasa kebencian,’’kata Oktap Riady SH.
Penjelasan Oktap Riady SH ini disampaikannya pada acara kegiatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Ogan Ilir, dengan menggelar Pelatihan Jurnalistik Internal (PJI) Tahun 2023, di sekretariat PWI Ogan Ilir Komplek Perkantoran Pemda Lama Km 35 Kabupaten Ogan Ilir, yang dibuka oleh Ketua PWI Ogan Ilir Fredi Kurniawan ,Kamis 12 Oktober 2023.
Oktap Riady bersama pengurus dan anggota PWI Ogan Ilir --
Oktap Riady SH merupakan mantan Ketua PWI Sumsel dua priode dan Ketua Forum Jurnalis Migas (FJM) Sumsel, sengaja dihadirkan ditengah-tengah PWI Ogan Ilir, berharap para pengurus dan anggota PWI Ogan Ilir , bisa menambah wawasan dan pengetahuannya dalam bidang kejurnalistikan, termasuk aturan-aturan apa saja yang harus dilakukan dan dipatuhi agar tidak melenceng dari UU Pers No 40 tahun 1999 dan Kode Etik Jurnalistik (KIJ), Kode Etik Prilaku dan aturan baku lainnya.
BACA JUGA:Hendry Ch Bangun : Saya Cuma Jabat Ketua PWI Pusat Satu Priode
Dan kehadiran Oktap Riady sebagai Ketua FJM Sumsel, para pengurus dan anggota PWI Ogan Ilir yang selama ini butuh edukasi dalam penulis Migas, berharap banyak bisa menjadi bagian anggota FJM.
“Ogan Ilir memiliki sumber daya alam (SDA) Migas, ratusan sumur minyak ada terbentang luas, tapi wartawannya banyak yang belum paham soal standar penulis ukuran migas, seperti barel atau MMBBL, ini butuh edukasi , kita berharap pengurus dan anggota PWI Ogan Iir bisa menjadi bagian FJM,’’pinta H M Syarifuddin Basri (Dewan Penasehat PWI Ogan Ilir ) dan Hj Karyani selaku anggota PWI Ogan Ilir.
Menyambung materi yang disampaikan Oktap Riady, bahwa dalam sebuah penulisan seorang wartawan, selain harus menggunakan Hati, penggunaan bahasa yang disajikan juga harus baik.
BACA JUGA:Tingkatkan Pemahaman Tugas Jurnalistik, PWI Ogan Ilir Gelar Pelatihan
“Kita ambil contoh , ada sebuah jalan yang rusak dan berdebu, lalu kita tulis judulnya ,”Bupati Tutup Mata. Atau Bupati Biarkan Jalan Rusak”. Judul tulisan ini kurang baik, dan tidak elegan. Sebaiknya tulislah judul dengan baik” Jalan Rusak Kurang di Perhatikan”, ketika berita ini dibaca Bupati, besoknya langsung diperbaiki. Orang tidak sakit hati, justru ditindaklanjuti dari tulisan kita, kebahagian seorang wartawan , ketika tulisannya dibaca dan ada reaksinya,’’tutur Oktap Riady.
Makanya lanjut Oktap Riady, dalam sebuah penulisan seorang wartawan, tidak harus menulis “Setajam Samurai”, tapi lebih baik dengan mengkritik dengan sentilan “Selembut Sutra”.
Maksud Otap Riady, didalam sebuah penulis berita, tidak harus keras dengan penuh emosi, sebab dampaknya yang diberitakan merasa sakit hati, benci, dan dendam.
BACA JUGA:Ini Susunan Pengurus PWI Pusat Periode 2023-2028
“Iya kalau sumber berita yang ditulis, melakukan upaya hukum , tapi karena sakit hati dan dendam, tiba-tiba melakukan dengan cara premanisasi, tentu ini sangat beresiko terhadap wartawan, inilah yang saya maksudkan “Setajam samurai dan selembut sutra”,’’tutur mantan Wartawan Jawa Pos ini.