Perkuat Koordinasi, Kunci Sukses OKI Turunkan Prevelansi Stunting Hingga 15,1 Persen
OKI, oganilir.co - Percepatan Penurunan Stunting jadi salah satu prioritas Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir saat ini. Setelah berhasil menurunkan prevelansi stunting hingga 15,1%, Pemkab OKI menarget 14% di tahun 2024 mendatang. Untuk memastikan hal tersebut maka digelar rapat koordinasi strategi penurunan stunting bersama seluruh mitra.
Bupati OKI melalui Asisten bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, M Lubis mengatakan pemerintah telah melakukan langkah penurunan stunting terbesar secara nasional karena penurunan prevalensi dari 32,2 % jadi 15,1%.
"Angka stunting boleh turun, tapi satu hal yang tak kalah penting indikator harus dipacu untuk maksimal agar mencapai target sesuai yang diharapkan", ujar Lubis pada Rakor Strategi Percepatan Penurunan Stunting. Selasa, 14 November 2023.
Lubis mengatakan dalam upaya penurunan stunting perlu akselerasi dan komitmen seluruh pihak terlibat.
BACA JUGA:Angka Penurunan Stunting di Prabumulih Lampaui Target Nasional
"Koordinasi yang berkelanjutan mutlak harus dilakukan dan merupakan kunci keberhasilan dalam pelaksanaan penurunan stunting di OKI," tambahnya.
Sementara itu, DPPKB Kabupaten OKI, Saparudin dalam laporannya menyampaikan hasil capaian prevalensi stunting di Kabupaten Ogan Komering Ilir 15,1% pada tahun 2022.
"Capaian prevelansi stunting OKI sudah cukup baik di tahun 2022 dan hal ini harus ditekan agar tercapai target 14% pada tahun 2024 mendatang", ungkapnya.
Saparudin menambahkan, adapun strategi implementasi intervensi spesifik, intervensi sensitif dan lima pilar dalam percepatan penurunan stunting di OKI.
BACA JUGA:Hadiri Harganas ke-30, Ma'ruf Amin Minta Komitmen Kepala Daerah Turunkan Stunting
"Ada 9 strategi dalam pilar penurunan stunting yaitu pemeriksaan kesehatan dan tablet tambah darah bagi calon pengantin, pemberian makanan tambahan pada ibu hamil, Baduta dan Balita gizi kurang, tablet tambah darah untuk ibu hamil, konseling ASI Eksklusif,pemberian antropometri Kit untuk posyandu, kerjsama KUA dan Puskesmas, akses air minum yang layak dan sanitasi air , memastikan cakupan penerima bantuan dan meningkatkan edukasi untuk stop BABS," tandasnya.