“Kerja di staf kepresidenan hanya sekitar satu tahun terus resign,” ujarnya.
Kemudian di tahun yang sama, Risa berhasil menjadi pengajar di Institut Teknologi dan Bisnis ASIA Malang.
BACA JUGA:Lantik Rektor Unsri, ini Pesan Mendikbudristek
Selain menjadi dosen, perempuan asal Surabaya tersebut juga merangkap sebagai ketua lembaga Penjamin Mutu Internal (LPMI).
Di waktu yang berdekatan, rektor termuda ini juga didapuk sebagai direktur di bidang pengembangan kampus.
Berhasil menjadi dosen seperti impiannya membuat Risa senang. Karena dirinya memiliki misi untuk menjadi dosen di kampus tersebut.
Selain itu, dia juga ingin mencerdaskan mahasiswa yang diajar. Karena Risa percaya, kunci untuk memajukan negara adalah pendidikan.
“Saya ingin membagi ilmu yang saya dapat ketika saya kuliah di Amerika,” tandasnya.
Selang dua tahun kemudian, Risa mendapat promosi tak tanggung-tanggung, dari seorang dosen dia dinobatkan menjadi rektor di Institut Teknologi dan Bisnis ASIA Malang.
BACA JUGA:Rumors Plagiasi Rektor UIN Walisongo tak Terbukti, Kuasa Hukum Ancam Penyebar Hoax
Secara resmi, Risa menjadi rektor termuda pada November 2019. “Hal itu benar-benar menjadi pengalaman yang luar biasa bagi saya,” ucap Risa.
Banyak anggapan miring yang didapatkannya. Namun, itu semua tak membuatnya putus asa dan justru menjadi suntikan semangat untuk terus berkembang.
Berbagai terobosan dilakukan oleh Risa. Bahkan, dengan usia yang relatif muda membuatnya dapat memahami mahasiswa. Begitu pula sebaliknya, sehingga dapat menjadi kombinasi yang positif.