Melihat Semangat Anak Negeri di Perbatasan Indonesia-Malaysia Menuntut Ilmu
Murid-murid SDN 004 Sungai Limau, Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kaltara. Foto: Kompas.com--
NUNUKAN, oganilir.co - Tinggal di perbatasan Indonesia dan Malaysia sama sekali tidak menyurutkan langkah bagi murid-murid SD Negeri 004 Sungai Limau, Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) untuk menuntut ilmu.
Antusiasme murid-murid di sekolah tersebut tetap tinggi meski berada di wilayah perbatasan Indonesia–Malaysia.
Dilansir dari Kompas.com, Senin (11/8/2025) pagi, para siswa sudah hadir sebelum upacara bendera dimulai pukul 07.00 WITA. Sebagian besar menempuh perjalanan sekitar dua kilometer untuk sampai ke sekolah. “Walau anak-anak kami tinggal di daerah perbatasan, namun mereka memiliki impian yang tidak terbatas,” kata Kepala Sekolah SDN 004 Sungai Limau, Sittiara Razak (55).
Bangun Pukul 04.00 Demi Tidak Terlambat
Salah satu siswa, Amirun (12), murid kelas 5 SD, setiap hari diantar orangtuanya pukul 06.00 sebelum mereka berangkat bekerja di perkebunan kelapa sawit di Malaysia. Demi tepat waktu, Amirun bangun pukul 04.00.
BACA JUGA:Ratusan Guru Sekolah Rakyat Mengundurkan Diri, Mensos Angkat Bicara
“Aku setiap hari diantar jam 06.00, bangunnya jam 04.00 supaya tidak telat. Setelah itu orang tuaku bekerja tapak kelapa,” kata Amirun. Ia bercita-cita menjadi polisi agar bisa membanggakan orangtua. Namun, terkadang Amirun terpaksa absen ketika jembatan menuju sekolah tergenang banjir.
“Kadang tak masuk sekolah karena banjir sepaha, padahal aku sangat ingin ke sekolah,” ujarnya.
Kondisi Jalan Berisiko
Guru Agama Islam SDN 004, Ratna Wati, mengatakan awalnya sekolah tidak memberi izin bagi siswa yang absen. Namun setelah meninjau langsung kondisi lapangan, para guru memahami hambatan yang dihadapi.
“Jalannya tidak ada aspal. Kalau hujan licin, ada sungai-sungai yang jembatannya cuma kayu. Anak-anak bisa terpleset atau terbawa arus kalau memaksakan diri,” kata Ratna.
BACA JUGA:Polres Ogan Ilir Resmikan SPPG, Pemenuhan Gizi Anak Sekolah
Sekolah kini memberi dispensasi bagi siswa yang terhambat cuaca dan tetap mengirimkan materi pelajaran melalui WhatsApp ke orangtua agar anak-anak belajar di rumah.
Pentingnya Literasi di Perbatasan
Sittiara menegaskan pentingnya literasi bagi siswa di perbatasan. Ia pun menyambut baik donasi buku dari Kompas.com melalui program Jagat Literasi “Ekspedisi Kata ke Nyata” yang digelar untuk memperingati ulang tahun ke-30.
“Literasi itu besar manfaatnya. Bukan sekadar membaca buku, tapi juga mengamati lingkungan dan mengutarakannya,” ujar Sittiara. Ia mengungkapkan, tahun ini rapor pendidikan di SDN 004 sudah hijau semua, baik literasi maupun numerasi.
Sumber:

