Kemiskinan Serta Pengangguran di Kota Palembang: Faktor dan Solusi

Kemiskinan Serta Pengangguran di Kota Palembang: Faktor dan Solusi

Ilustrasi, foto ist--

Kemiskinan Serta Pengangguran di Kota Palembang: Faktor dan Solusi

PALEMBANG, oganilir.co - Palembang sebagai salah satu kota besar di Indonesia, tidak lepas dari masalah kemiskinan dan pengangguran.

Kedua isu ini menjadi tantangan utama yang memengaruhi kualitas hidup penduduk dan stabilitas sosial di kota tersebut.

Kemiskinan di Palembang mencakup berbagai aspek, mulai dari keterbatasan akses terhadap kebutuhan dasar seperti perumahan, pendidikan, dan layanan kesehatan hingga penghasilan yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Banyak penduduk yang tinggal di permukiman informal atau kawasan kumuh dengan kondisi sanitasi yang buruk, minimnya fasilitas umum, dan risiko kesehatan yang tinggi.

BACA JUGA:Upaya Penurunan Stunting Ogan Ilir di Nilai Provinsi

Faktor penyebab kemiskinan di Palembang 

- Kurangnya Akses Pendidikan: Banyak anak dari keluarga miskin tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena keterbatasan biaya. Hal ini berdampak pada rendahnya keterampilan dan daya saing mereka di pasar kerja.

- Keterbatasan Lapangan Kerja: Pertumbuhan lapangan kerja tidak sebanding dengan peningkatan jumlah angkatan kerja, menyebabkan banyak orang tidak memiliki pekerjaan tetap atau bekerja di sektor informal dengan penghasilan rendah.

- Biaya Hidup yang Tinggi: Meskipun pendapatan mungkin rendah, biaya hidup di kota Palembang relatif tinggi, terutama untuk kebutuhan dasar seperti makanan, transportasi, dan perumahan.

BACA JUGA:Turunkan Angka Pengangguran, Pemkab Banyuasin Gelar Job Fair

- Tingginya Tingkat Pengangguran: Pengangguran merupakan masalah yang berkaitan erat dengan kemiskinan. Tingginya tingkat pengangguran di Palembang disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk:

- Pertumbuhan Ekonomi yang Tidak Merata: Meskipun ada sektor-sektor yang berkembang, seperti industri dan jasa, tidak semua penduduk memiliki keterampilan atau akses untuk bekerja di sektor-sektor tersebut.

- Kurangnya Pelatihan dan Keterampilan: Banyak penduduk yang tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan oleh industri modern. Program pelatihan dan pendidikan vokasional sering kali kurang tersedia atau tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja.

Sumber: