Dina Mariana Meninggal Karena Kanker Dinding Rahim, ini Gejalanya Menurut dr Boyke

Dina Mariana Meninggal Karena Kanker Dinding Rahim, ini Gejalanya Menurut dr Boyke

Album Dina Mariana di era 1980-an. --

JAKARTA, oganilir.co - Dina Mariana, penyanyi cilik era 1970-an meninggal dunia dalam usia 59 tahun setelah berjuang melawa penyakit kanker dinding rahim. Almarhum Dina Mariana terkenal bersama teman satu angkatan lainnya yakni Adi Bing Slamet, Ira Maya Sopha, dan Chicha Koeswoyo.

Dia Mariana mengawali karier sebagai penyanyi di usia yang terbilang muda. Dina pada masanya menjadi idola anak-anak sampai remaja.

"Awalnya kanker dinding rahim (endometrium), sama seperti adik saya, Ria Irawan. Waktu awal diagnosis Ria stadium 3C, Dina stadium 3A," kata sahabat Dina, Dewi Irawan dalam pesan singkat, Ahad (3/11/2024).

Ibunda dari eks personil HiVi Ezra Mahendra itu wafat di usia 59 tahun. Dokter spesialis Obgyn dr Boyke Dian Nugraha angkat bicara terhadap penyakit kanker dinding rahim yang diderita almarhum Dina Mariana. Gejala kanker dinding rahim atau dalam istilah medis kanker endometrium yang kerap tidak disadari.

BACA JUGA:Jenazah Dina Mariana Dimakamkan Pagi ini di TPU Tanah Kusir

"Bisa terjadi perdarahan dengan frekuensi tidak normal, kebanyakan terjadi setelah menopause. Bisa pula dialami perdarahannya di antara periode menstruasi," kata dr Boyke seperti dilansir detikcom.

"Banyak yang nggak sadar karena gejalanya ada hanya disertai nyeri di bagian panggul saja," terang Boyke.

Pemicunya disebabkan oleh banyak faktor. Mereka yang memiliki riwayat genetik, pasti lebih berisiko mengalami kondisi tersebut. Meski begitu, bukan berarti faktor gaya hidup tidak berpengaruh. Termasuk dalam pola makan.

"Sebaiknya saat sudah memasuki masa menopause, kacang-kacangan, dan daging dengan tinggi lemak dihindari, makanan-makanan yang mengandung phytoestrogen," saran dia.

BACA JUGA:Bayi Mungil Asal Sabah Malaysia Menderita Kanker Ovarium Stadium 3, Begini Ceritanya

Peluang kesembuhan kanker endometrium di awal terdeteksi yakni stadium 1 dan 2 relatif tinggi yakni 90 persen. Jauh berbeda dengan saat teridentifikasi pada stadium 3 dan 4, bahkan di bawah 50 persen.

Karenanya, dr Boyke menyarankan untuk melakukan pemeriksaan dini, setidaknya satu tahun sekali untuk memastikan sel kanker tidak terlambat tertangani sebelum semakin meluas.

 

Sumber: