Ini Alasan Paus Fransiskus tak Pernah Kunjungi Kampung Halamannya

Paus Fransiskus. foto: AFP--
"Namun, dia tahu betul bahwa ada jaringan pendukung dan penentang yang terus berselisih mengenai dirinya."
Pada September lalu, Paus mengatakan kepada wartawan bahwa dia ingin pergi ke Argentina. Fransiskus mengatakan, "mereka adalah umatku," tetapi "ada berbagai hal harus diselesaikan terlebih dahulu."
Maximo Jurcinovic, juru bicara konferensi wali gereja Argentina, mengatakan Gereja tengah berfokus pada doa untuk kesehatan Paus dan tidak akan mengomentari hal-hal lain.
Marco mengatakan, Fransiskus terdengar lelah saat berbicara dengannya pada akhir Januari. "Dia berumur 88 tahun, dan di samping itu, ada pula beban kekhawatiran serta ritme kehidupan yang berusaha ia jalani," katanya.
"Sepertinya dia memiliki tekad kuat, kekuatan spiritual yang diberikan Tuhan kepadanya yang membuat tubuhnya melakukan sesuatu, tetapi tubuhnya sudah mengatakan kepadanya: 'Saya tidak bisa.' Itulah yang terjadi padanya sekarang."
BACA JUGA:Polres Ogan Ilir Amankan Gereja dan Sekolah Al-Kitab
Suara Publik Terpecah
Suara Publik Terpecah Fransiskus menjadi orang Amerika Latin pertama yang menjadi paus. Selama kepausannya, Argentina mengalami serangkaian krisis ekonomi dan gejolak politik. Pemerintahan saat ini dipimpin Presiden Javier Milei, yang berhasil membawa stabilitas ekonomi tetapi menerapkan kebijakan penghematan yang ketat.
Milei pernah menyebut Paus Fransiskus sebagai perwakilan iblis di Bumi. Namun sejak menjadi presiden, Milei telah berupaya untuk memperbaiki hubungannya dengan Sri Paus.
Beberapa orang mengatakan, Fransiskus seharusnya mengunjungi Argentina terlepas dari situasi politik selama ini.
"Opini publik terpecah. Ada yang mengatakan bahwa dia seharusnya datang karena itu akan membantu meredakan ketegangan politik," kata Sergio Rubin, jurnalis Argentina dan salah satu penulis biografi kepausan "The Jesuit".
Rogelio Pfirter, duta besar untuk Vatikan dari tahun 2016 hingga 2019 dan mantan murid Bergoglio di sekolah Yesuit di Argentina, mengatakan bahwa upaya Paus Fransiskus untuk meningkatkan inklusivitas dalam gereja telah menjadi prioritas utamanya.
"Saya tidak ragu bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan Argentina dan tanah airnya memiliki tempat khusus dalam pikiran dan hatinya," kata Pfirter kepada Reuters. Namun, salah satu warisan terbesar Paus adalah "menciptakan kepausan untuk semua orang," ujar Pfirter.
Sumber: