Dinas Pertanian Lahat Belajar Budidaya Lele dan Penanaman Jagung di Indralaya

Dinas Pertanian Lahat Belajar Budidaya Lele dan Penanaman Jagung di Indralaya

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Lahat Ramsi dan rombongan saat melakukan kunjungan ke Desa Tanjung Seteko, Kecamatan Indralaya, Ogan Ilir. Di sini mereka belajar soal penerapan program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan. foto: andika/sumeks--

INDRALAYA, OGANILIR.CO – Penerapan program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) di Desa Tanjung Seteko, Indralaya kabupaten Ogan Ilir mendapat respons pihak lain untuk belajar. Salah satunya seperti kunjungan dari Dinas Pertanian Kabupaten Lahat yang mengunjungi kebun jagung dan lahan yang diolah warga penerima bantuan GSMP.

Kunjungan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Lahat Ramsi ini dilakukan beberapa waktu lalu. Rombongan mengunjungi program GSMP dan ketahanan pangan di Desa Tanjung Seteko. ‘’Ada dua hal yang menjadi daya tarik kunjungan tersebut yakni mengenai teknik budidaya lele dan juga perkebunan jagung,’’ ujar Aldi, petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Indralaya.

Kehadiran mereka, lanjutnya, ingin melakukan studi banding. ‘’Ingin belajar melihat bagaimana penerapan penanaman kebun jagung yang kita olah dan budidaya ikan lele,” tukasnya.

Salah satunya di kebun jagung pipil kelompok tani Karya Abadi. Membandingkan cara-cara dan pola penanaman untuk bisa diaplikasikan di Lahat.

BACA JUGA:Ini Tips Ampuh Cara Batasi Anak Jangan Getol Main Gadget

Setelah kunjungan, pihaknya cukup tertarik dan berminat untuk menanam jagung. “Mereka memberikan respons bagus dan berencana untuk menanam jagung pipil juga di Lahat. Karena berkaitan dalam meningkatkan ketahanan pangan,” ungkap Aldi. Harga jagung pipil saat ini sekitar Rp4.400 per kg di tingkat petani.

Di Desa Tanjung Seteko, usaha yang dilakukan dalam program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) dinilai cukup berhasil. Seperti untuk beternak lele, sejumlah warga melaksanakan dengan baik. Bahkan tak sedikit warga yang terus melanjutkan usaha budidaya ikan lele dari bantuan GSMP.

Ikan lele dari hasil GSMP sebagian dikonsumsi sendiri dan sebagian lagi dijual. Hasil penjualannya dibelikan bibit baru ikan lele. Lalu, usaha lele ini terus berlanjut. Ini semua tak lepas dari semangat para warga penerima GSMP dan juga peran serta dari petugas penyuluh pertanian. Mereka terus mendampingi petugas mendampingi warga dalam usaha budidaya ikan lele.

Tak hanya ikan lele, usaha penanaman jagung pun dilakukan sebagian warga penerima GSMP. Mereka memanfaatkan lahan tidur yang diolah menjadi kebun jagung. Hasilnya pun cukup menjanjikan. Dalam waktu sekitar 3 bulan, tanaman jagung pun menghasilkan dan dijual ke warga. Dari hasil penjualan ini mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga. 

BACA JUGA:Momen Lepas Rindu, Tangan Sambo Terborgol, Masker Dipakaikan Putri Candrawathi

Sumber: sumeks