Lumbung Batubara Tapi Merapi Barat Angka Stuntingnya Tertinggi di Kabupaten Lahat

Lumbung Batubara Tapi Merapi Barat Angka Stuntingnya Tertinggi di Kabupaten Lahat

48 persen kasus stunting di Kabupaten Lahat sudah mengerucut menjadi 22 persen. Kecamatan Merapi Barat menjadi penyumbang terbesar, khususnya Desa Suka Marga yang mencapai 136 kasus stunting. foto: dok oganilir.co--

MERAPI BARAT, OGANILIR.CO - Sumber Daya Alam (SDA) berupa batubara melimbah bukan jaminan masyarakatnya sejahtera. 

Buktinya, Kecamatan Merapi Barat, yang jadi lumbung batubara Kabupaten Lahat, bahkan Sumatera Selatan menjadi daerah dengan kasus stunting tertinggi di Kabupaten Lahat

Ironis memang bila berkaca pada hasil kekayaan alam yang terkandung wilayah tersebut.

Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Lahat, Lidyawati SHut MM mengakui kondisi yang dialami daerah yang terdapat banyak perusahaan batubara tersebut. 

BACA JUGA:Mantan Kapolda Sumsel Pimpin Sidang Banding Irjen Ferdy Sambo, Digelar Minggu Depan

Dia merincikan dari 48 persen kasus stunting di Kabupaten Lahat sudah mengerucut menjadi 22 persen. Kecamatan Merapi Barat menjadi penyumbang terbesar, khususnya Desa Suka Marga yang mencapai 136 kasus stunting. 

“Data itu berdasarkan Survei Standar Gizi Indonesia, yang  dikeluarkan oleh Kemenkes tahun 2021,” kata Lidyawati, didampingi Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, H Ujang Kurniawan SE MM, Kamis, 15 September 2022.

Lidyawati tak menepik jika di wilayah Merapi Barat banyak terdapat perushaan tambang batubara. 

Sehingga untuk membangun ataupun mewujudkan kesehatan masyarakat, sudah menjadi kewajiban bagi perusahaan yang menumpang berusaha di wilayah tersebut. 

BACA JUGA:Persebaya Sudah Tiga Kali Kalah, Kali Ini Lawan Klub Papan Bawah, Bonek Ricuh Bench Digulingkan

“Bukan lagi harapan, tapi itu sudah kewajiban pihak perusahaan mencerdaskan dan menyehatkan masyarat di wilayah usahanya,” tegas istri Bupati Lahat Cik Ujang SH ini. 

Kondisi itu, tentu saja menjadi perhatian dirinya dalam berupaya mengentaskan kasus stunting di wilayah tersebut. 

Namun, Lidyawati mengatakan, kondisi itu sudah menjadi tugas bersama, membutuhkan sinergi dari semua pihak. Apalagi, hal itu sudah menjadi program nasional, tahun 2024 stunting ditargetkan berada di angka 14 persen. 

“Kita terus berupaya mengentaskan stunting. Kita bersama Dinas Dalduk dan KB memberikan edukasi dan penyampaian materi kepada tokoh agama, tokoh masyarakat di wikayah merapi, mengajarkan pola asuh, pola makan kepada anak, kemudian mengajarkan ibu-ibu tentang membuat makakannyang sehat untuk anak-anak,” sampainya. 

Sumber: