Diplomat Senior Indonesia Kritik Menlu Sugiono, ini Isinya
Dino Patti Djalal. Foto: Rob Kim/Getty Images--
JAKARTA, oganilir.co - Mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat yang juga diplomat senior, Dino Patti Djalal menyampaikan kritik terbuka terhadap Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono. Kritik tersebut disampaikan Dino Patti Djalal melalui video yang diunggah di akun Instagram pribadinya, @dinopattidjalal, pada Ahad (21/12/2025). Dino menguraikan empat kritik dan pesan penting yang dinilainya krusial bagi masa depan diplomasi Indonesia.
Mantan Juru Bicara semasa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu bahkan mengingatkan dengan tegas, tanpa perbaikan serius, nyata dan berarti, Sugiono berisiko dicatat sejarah dengan 'rapor merah' sebagai Menlu yang pernah menjabat.
Dino menegaskan kritik tersebut disampaikan sebagai sesepuh Kementerian Luar Negeri, pendukung politik luar negeri Indonesia, ketua organisasi masyarakat hubungan internasional terbesar di Indonesia dan Asia, serta sebagai warga negara terbesar di Indonesia dan Asia, serta sebagai warga negara yang telah mengabdi di dunia diplomasi selama 40 tahun.
BACA JUGA:Staf KBRI di Lima Tewas Ditembak, Kemlu Peru Tawarkan Peningkatan Keamanan Kepada Diplomat
Ia mengaku terpaksa menyampaikan pesan itu melalui media sosial karena seluruh jalur komunikasi langsung dengan Menlu Sugiono disebut telah terblokir selama berbulan-bulan.
Berikut empat kritik utama Dino Patti Djalal terhadap kinerja Menlu Sugiono:
1. Kepemimpinan di Kemlu Dinilai Kurang Fokus
Dino menilai seorang menteri luar negeri idealnya mencurahkan waktu penuh untuk memimpin Kementerian Luar Negeri. Minimal 50 persen waktu, atau jika memungkinkan hingga 80 persen, perlu dialokasikan untuk mengurus Kemlu.
Ia mengibaratkan Kemlu sebagai mobil Ferrari yang diisi diplomat-diplomat bertalenta luar biasa, namun tidak akan melaju optimal tanpa pengemudi yang fokus dan piawai. Menurut Dino, banyak KBRI kini tidak mendapatkan arahan jelas dari pusat, rapat koordinasi para duta besar tertunda hampir setahun, serta kinerja diplomat menurun akibat pemangkasan anggaran.
BACA JUGA:Polisi Peru Tangkap Pelaku Pembunuhan Diplomat KBRI di Lima, ini BB yang Diamankan
Kondisi tersebut memicu demoralisasi karena inisiatif para diplomat merasa tidak direspons oleh pimpinan.
2. Minim Komunikasi Politik Luar Negeri ke Publik
Kritik kedua menyasar aspek komunikasi Menlu Sugiono. Dino merujuk ajaran mantan Menlu Ali Alatas bahwa politik luar negeri dimulai dari rumah, sehingga setiap langkah diplomasi harus dijelaskan dan dipahami publik.
Ia membandingkan dengan Menteri Keuangan Purbaya yang dinilai sukses membangun kepercayaan lewat komunikasi intensif. Sebaliknya, Dino mencatat Menlu Sugiono belum pernah menyampaikan pidato kebijakan dalam setahun terakhir, baik di dalam maupun luar negeri, serta tidak pernah memberikan wawancara khusus kepada media terkait substansi politik luar negeri.
Minimnya penjelasan publik ini, menurut Dino, berisiko membuat Sugiono dicap sebagai silent minister.
Sumber:

