BACA JUGA:Mau Wangi Sepanjang Hari Saat Lebaran, Ini Tips-nya !
Cang-incang merupakan salah satu jenis sastra lisan yang melekat dengan tradisi masyarakat Kayuagung. Cang-incang biasanya ditampilkan dalam upacara perkawinan. Hingga kini tradisi ini masih kelihatan fungsinya baik di dalam kalangan masyarakat yang tinggal di dalam kota Kayuagung maupun yang tinggal di kota lainnya.
"Harapan kami dengan adanya perlombaan Cang Incang, maka akan ada generasi penerus yang akan terus melestarikan tradisi turun-temurun asli Kayuagung," ujarnya.
Ahmadni menjelaskan rute kegiatan midang sendiri dilaksanakan di sepanjang aliran Sungai Komering. Di hari pertama, Midang Bebuke diikuti oleh 6 Kelurahan dalam Kecamatan Kota Kayuagung. Yakni Kelurahan Kedaton, Perigee, Kayuagung Asli, Cinta Raja, Sida Kersa dan Tanjung Dancing. Sementara di hari ke-4 Idul Fitri akan diikuti kelurahan Kuta Raya, Sukadana, Paku, Mangun Jaya dan Jua-Jua.
BACA JUGA:PascaLebaran, Pj Bupati OKI Lanjutkan Operasi Pasar
"Rute perjalanan dimulai dari Kelurahan Kayuagung Asli menuju ke Kedaton. Lalu menyebrang pakai perahu ketek menuju ke Jua-jua dan berkumpulnya di pendopoan rumah dinas Bupati OKI, dirangkai dengan perlombaan Cang-Incang. Setelah itu barulah para peserta, dapat kembali ke kelurahan masing-masing," tutur Ahmadin.