Namun kucing-kucingan. Sempat berhenti total pada November 2022.
“Desember mulai lagi, langsung meledak,” jelasnya.
Tiga orang yang tewas itu, Hendra alias Coing, (25) sopir Carry pengangkut BBM dari Muba; Ari (50) sopir pick up Granmax yang sedang bongkar muat minyak; dan Rama (21), keluarga pemilik gudang.
”Ketiga korban sebenarnya masih keluarga dengan Endang,” bebernya alumni Akpol 2003 tersebut.
Dikatakan Andi, ada dua kegiatan yang dilakukan tersangka Endang. Yakni membeli minyak olahan rakyat dari Sungai Angit, Muba.
Dia bekerja sama dengan tersangka Firdaus yang perannya sebagai pengambil minyak ke Sungai Angit.
“Dia juga membeli pertalite dari SPBU di Belimbing. Sehari dua kali, menggunakan mobil pribadinya. Tangkinya tidak dimodifikasi. Nanti kami akan periksa juga pihak SPBU untuk pengembangan,” tegasnya.
Pihaknya juga masih melakukan pendalaman. Apakah gudang tersebut hanya tempat penyimpanan, atau juga tempat pengolahan BBM serupa pertalite.
“Karena si tersangka ini setiap hari juga membeli pertalite di SPBU. Sepertinya tidak mungkin kalau tidak ada aktivitas lain (pertalite dioplos dengan minyak olahan rakyat),” cetus Andi.
Lanjut Andi, pihaknya juga masih melakukan pengembangan. Kemungkinan ada kasus serupa baik di dekat TKP, atau wilayah lainnya di Muara Enim.
“Untuk masyarakat diimbau untuk tidak menimbun, mengolah dan mengangkut BBM illegal ini. Karena sangat berbahaya, dan apabila dilakukan ada konsekuensi hukumnya,” pungkasnya. (way/air)