oganilir.co - Ciplukan, atau yang dikenal dengan nama ilmiah Physalis peruviana, berasal dari daerah tropis dan subtropis di Amerika Selatan, khususnya Peru, Kolombia, dan Ekuador. Buah ini telah dibudidayakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat lokal selama ribuan tahun sebagai sumber makanan dan obat tradisional. Ciplukan memiliki sejarah panjang dalam pengobatan tradisional, di mana masyarakat setempat menggunakan berbagai bagian tanaman, termasuk buah dan daun, untuk mengatasi berbagai penyakit.
Seiring dengan perjalanan waktu, ciplukan mulai menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk Asia dan Eropa, melalui jalur perdagangan. Di Indonesia, ciplukan sering ditemukan di kebun atau pekarangan, dan semakin populer sebagai buah yang kaya akan manfaat kesehatan.
Buah Ciplukan tidak hanya dipandang sebagai tanaman liar, tetapi juga mulai dibudidayakan secara komersial karena nilai gizinya yang tinggi dan potensi sebagai komoditas pasar.
Berikut 8 manfaat utama dari buah ciplukan untuk kesehatan tubuh.
BACA JUGA:Wajib Tahu! Ini 5 Manfaat Kacang Hijau Bagi Ibu Hamil
1. Meningkatkan Sistem Imun
Buah ciplukan kaya akan polifenol dan vitamin C yang tinggi, berfungsi penting dalam memperkuat daya tahan tubuh. Dengan sistem imun yang baik, tubuh dapat melawan infeksi dan terhindar dari berbagai penyakit menular.
2. Mendukung Kesehatan Tulang
Kandungan vitamin K pada buah ciplukan sangat bermanfaat dalam meningkatkan kepadatan tulang, sehingga tulang menjadi lebih kokoh. Hal ini juga dapat mengurangi risiko patah tulang, menjadikannya pilihan yang baik untuk mendukung kesehatan tulang.
BACA JUGA:Catat, ini 3 Manfaat Jus Mangga untuk Kesehatan
3. Mendukung Kesehatan Penglihatan
Buah ciplukan memiliki kandungan vitamin A, lutein, dan karotenoid yang tinggi, semuanya penting untuk menjaga kesehatan mata. Mengonsumsi buah ini dapat membantu mengurangi risiko degenerasi makula, suatu kondisi yang dapat menyebabkan kebutaan.
4. Mencegah Anemia
Kandungan zat besi dalam buah ciplukan dapat berkontribusi dalam mencegah anemia akibat defisiensi zat besi. Anemia terjadi ketika kadar zat besi dalam tubuh menurun, sehingga mengurangi fungsi dan jumlah sel darah merah.