BOGOR, oganilir.co - Jika Anda ingin mengunjung White House atau Gedung Putih alias kantor Presiden Amerika Serikat (AS) tidak perlu datang jauh-jauh ke Negeri Paman Sam. Kota Bogor memiliki Gedung Putih sejak era 1990-an. Bangunan besar di Kota Hujan tersebut dinamai The White House alias Gedung Putih.
Banyak orang yang tidak mengetahui rumah besar dua tingkat bercat serba putih dengan puluhan pilar di sekelilingnya itu. Aneka pepohonan rindang di bagian depannya menutupi pemandangan langsung ke arah bangunan. Belum lagi halamannya yang hampir seluas lapangan sepak bola.
Gedung Putih versi Bogor ini lokasinya di Jalan Raya Tajur No. 168, Muarasari, Kecamatan Bogor Selatan, Bogor. Penanda utama yang memudahkan untuk ke The White House Bogor ini masuk melalui pintu utama Rumah Sakit BSH (Bogor Senior Hospital alias RS Khusus Lansia).
Dari jembatan yang menghubungkan gerbang BSH pengunjung dapat langsung disambut oleh kemegahan White House Bogor. Bangunan dua lantai ini ditopang oleh 26 pilar yang sekaligus menjadi penghias dan memberi kesan megah.
BACA JUGA:Amankan Seremoni Pembukaan Olimpiade Paris 2024, Prancis Tempatkan Sniper di Sungai-Gedung
Selain itu ada banyak jendela kaca yang juga dilapisi dengan tambahan jendela kepryak. Jendela ini seakan memberi sentuhan khas Indonesia. Juga terdapat jendela-jendela berbentuk kotak di sekitar pintu masuk. Selain dua pintu utama di bagian utama setinggi lebih dari 5 meter, juga ada dua pintu di sayap kanan satu pintu kaca di bagian belakang.
Menurut Chief Relation The White House Bogor, Maryce Helena yang akrab disapa Keke bangunan itu sudah ada sejak 1960-an. Menjadi wujud seperti sekarang ini dimulai sejak 1990-an oleh pemiliknya.
"Ini bangunannya udah sangat lama, tapi kami memugar sedikit kembali di tahun 1990-an. Ada sedikit pugaran, renovasinya, tulang-tulangnya tetap, tapi ada renovasi dan tambahan desain di banyak area," tutur Keke seperti dilansir detik.com.
Proses renovasi hingga bangunan itu berubah desain bergaya Eropa klasik berlangsung sekitar dua tahun. Rumah ini berdiri di atas lahan dengan luas sekitar 2,5 hektare. Kapasitas seluruh properti bisa menampung sebanyak 5 ribu orang. Menurut Keke, rumah tersebut tidak ditempati sehari-sehari sebagaimana rumah pada umumnya, hanya untuk kumpul keluarga.
BACA JUGA:Dukung Timnas U-23 Lawan Uzbekistan, Pemkab OKI Nobar di Halaman Gedung Kesenian Kayuagung
"Mulai anak-anak, para cucu, kakek, bapak, ibu, semuanya kumpul di sini," ujarnya.
Tapi seiring berjalannya waktu mengingat anak-anak keluarga itu sudah besar, demikian juga para cucu sudah pada besar dan beberapa lebih banyak tinggal di luar negeri. Alhasil rumah ini jarang sekali dipakai.
Suatu hari tercetus ide untuk mengkomersialkannya. Ide tersebut dicetuskan oleh Elaine Korompis dan Miku Koyanagi asal Jepang yang keduanya merupakan Co Founder/Director The White House Bogor. Keduanya merupakan perempuan Gen Z.
Rumah yang awalnya tak bernama ini pun kemudian dinamakan The White House Bogor. Nama tersebut terinspirasi dari sebutan yang diberikan warga sekitar karena melihat rumah ini dicat serba putih. Karena di kawasan Bogor ternyata ada beberapa bangunan yang juga punya nama White House lalu ditambahkan kata 'Bogor' agar lebih spesifik.