Menjadi kampus terluas di Asia Tenggara, Universitas Sriwijaya (Unsri) di Indralaya berusaha menjaga keasrian lingkungannya. Upaya meminimalisir polusi pun dilakukan. Salah satunya dengan menyiapkan 100 sepeda biasa dan 30 sepeda listrik untuk mahasiswa dan pegawai.
—————–
Kampus Unsri di Indralaya dibangun di atas lahan seluas 712 hektare. Sebagian masih kawasan hijau, dengan pepohonan dan semak belukar yang alami. Udara di lingkungan kampus ini terbilang masih bersih.
Saat ini sedang dikembangkan konsep terpadu green, eco, edu and agrocampus. Salah satunya yang saat ini sudah dilakukan dengan menyediakan 100 sepeda biasa dan 30 sepeda listrik.
Para mahasiswa dan pegawai di kampus Indralaya bisa menggunakan itu untuk berbagai keperluan. “Kalau tidak salah ada sejak Januari lalu, Kak,” kata Prasda, mahasiswi semester II FISIP Jurusan sosiologi, Selasa, 21 Desember 2023.
BACA JUGA:Pasca Covid, Unsri Laksanakan Wisuda Perdana Secara Offline, 2042 Orang Menyandang Gelar Sarjana
Adanya fasilitas kendaraan anti bising dan polusi ini disambut antusias mahasiswa dan warga kampus lainnya. “Kita bisa pakai sepeda biasa atau sepeda listrik ini kalau mau ke mana-mana dalam kampus,” tambahnya.
Seperti diketahui, jarak antar fakultas di kampus itu memang cukup berjauhan. Setidaknya berkeringan jika jalan kaki. Nah, sepeda dan sepeda listrik ini dirasa sangat membantu. “Pinjamnya cukup titip kartu pengenal mahasiwa (KPM), gratis.Kalau yang ada di gedung rektorat ini, lama peminjaman sementara dibatasi 20 menit sehari,” tambah Prada.
Mahasiswa boleh juga pinjam untuk keliling kampus. Termasuk untuk menyambangi Taman Firdaus dan embung yang ada di lingkungan kampus itu. Mahasiswa lain, Lutfi mengatakan dia pinjam sepeda listrik untuk pergi ke perpustakaan, fakultas dan auditorium.
BACA JUGA:Pasca Covid, Unsri Laksanakan Wisuda Perdana Secara Offline, 2042 Orang Menyandang Gelar Sarjana
“Seru, bebas polusi, hemat tenaga dan tidak berisik. Paling kalau baterainya sudah hampir habis, lajunya agak lambat,” kata dia. Kalau habis, bisa dikayuh seperti sepeda biasa. Para mahasiswa berharap jumlah sepeda listrik di tiap fakultas bisa lebih banyak. Durasi peminjaman juga lebih lama.
Namun bisa dipahami, karena banyak warga kampus yang berminat menggunakan fasilitas ini. “Baru saja kita selesai pakai, langsung dipakai kawan-kawan mahasiwa lain yang sudah antre mau meminjam,” tuturnya.
Seperti kemarin mahasiswi dari FKIP jurusan Sejarah, yakni Salsabillah, Khoirunnisa dan Dwianna. “Sepeda listrik ini sangat bermanfaat bagi kami. Mau ke perpustakaan, terminal, atau ke fakultas jadi hemat waktu dan tenaga,” ujar Salsabilla.