KUALA LUMPUR, oganilir.co - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur, Malaysia angkat bicara terkait tewasnya Warga Negara Indonesia (WNI) bernama Basri.
KBRI di Kuala Lumpur menceritakan kronologi kejadian WNI yang ditembak oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM). WNI tersebut sedang keluar dari Malaysia dengan cara ilegal, lalu ditembak saat dikejar.
Atase Polri di KBRI Malaysia, Kombes Pol Juliarman Eka Putra Pasaribu, telah bertemu dan mendengar cerita kejadian dari para korban. Diketahui, 1 orang WNI tewas dan empat orang mengalami luka dalam peristiwa tersebut.
Peristiwa itu terjadi pada Jumat (24/1) malam. Empat orang PMI, yang masuk secara ilagal, berniat kembali ke Indonesia. Mereka berangkat dari Tanjung Rhu, Malaysia, dan akan berlabuh ke Dumai, Riau.
BACA JUGA:Kemlu RI Pastikan tak Ada WNI Meninggal Akibat Kebakaran Hutan Los Angeles
Keempat orang itu telah membayar kepada seorang agen, diduga WNI, agar bisa keluar dari Malaysia secara ilegal. Agen itu mengatur perjalanan PMI dengan kapal milik WNI bernama Nur Saleh.
"Membayar sekitar 1.300-1.400 ringgit Malaysia. Mereka menggunakan Agentman. Yang mereka tahu namanya Agentman. Untuk penyelundup lah gitu. Agen yang berusaha untuk menyelundupkan orang-orang secara ilegal ke Dumai," kata Juliarman.
Saat kapal baru berangkat dari Pantai Tanjung Rhu, mereka dicegat oleh pihak APMM. Kapal APMM sempat memperingati kapal WNI dengan lampu.
"Mereka dicegat oleh pihak APMM yang diduga sudah mengikuti. Kemudian diperingatkan dengan lampu tembak. Kemudian, menurut pengakuan dari para korban, tidak ada perlawanan. Tidak ada parang," katanya.
BACA JUGA:Raja Salman Undang 50 WNI Laksanakan Ibadah Haji Gratis
Kapal yang ditumpangi oleh WNI ini kabur dari APMM. Kapal WNI itu memiliki tiga mesin sehingga sulit dikejar oleh kapal milik APMM.
"Satu mesin itu 200 pk. Kalau tiga mesin sampai 600 pk itu bisa saking cepatnya, bisa nggak nyentuh air," katanya.
Karena tak bisa mengejar, petugas APMM menembaki kapal yang ditumpangi oleh WNI itu. Akibat tembakan itu, satu WNI meninggal dunia dan empat lainnya terluka.
"Si petugas pihak APMM ini menembaki mesin mengakunya. Jadi, supaya berhenti. Tapi itu mengenai para korban. Itu karena korban menunduk," katanya.
BACA JUGA:Kemlu RI Imbau WNI Tinggalkan Palestina-Israel