Berdiri 1892, Rumah Bari Keluarga Bayumi Dipindah dari Ogan Ilir ke Palembang

Jumat 07-02-2025,17:22 WIB
Reporter : Dendi Romi
Editor : Dendi Romi

oganilir.co - Siapa yang tidak kenal Keluarga Bayumi Wahab siapa di Sumsel? Bayumi Wahab dikenal sebagai pengusaha di masa Presiden Soekarno dan pemilik Yayasan IBA. Yayasan IBA yang berdiri sejak masa Orde Baru sampai saat ini tetap eksis.

Yayasan ini menaungi sekolah, mulai dari Taman Kanak-Kanak hingga perguruan tinggi. Yayasan IBA yang mengelola pendidikan terletak di Jl Mayor Ruslan, Palembang.

Selain memiliki berbagai sekolah, keluarga Bayumi juga memiliki Rumah Bari yang terletak di seberang Yayasan IBA. Rumah Bari terletak di atas lahan hampir satu hektare. Ciri khas Rumah Bari milik keluarga Bayumi Wahab ini di depannya terdapat patung kuda. 

Pada Kamis 6 Februari 2025, wartawan oganilir.co berkesempatan menyambangi Rumah Bari saat meliput penandatangan MoU dan MoA antara Ketua Umum KONI Palembang H Anton Nurdin dengan Rektor Universitas IBA dalam pemberian beasiswa kepada atlet berprestasi. 

BACA JUGA:Universitas IBA-KONI Palembang Tandatangani MoA, Atlet Dapat Beasiswa

Rumah Bari milik keluarga Bayumi Wahab ukurannya sekitar 30x50 meter. Rumah Bari ini berdiri kokoh dengan bahan utama bangunannya terbuat dari kayu. Hanya tiang dan tangganya saja yang terbuat konstruksi beton. 

Ketua Yayasan IBA Fahman Irfan Bayumi menuturkan bahwa dirinya adalah generasi keempat keluarga Bayumi. Rumah Bari dibangun pada 1892 atau tepatnya pada masa kolonial Belanda berkuasa di Indonesia. Rumah tersebut dibangun di Desa Tanjung Sejaro, Kecamatan Indralaya Selatan, Kabupaten Ogan Ilir. Selama hampir satu abad berdiri, Rumah Bari dipindahkan ke Palembang, tepatnya di Jl Mayor Ruslan depan Yayasan IBA.

"Rumah Bari ini bangunannya dipindahkan ke Palembang pada tahun 1962," kata Fahman kepada oganilir.co.

BACA JUGA:Hotel Pardede Internasional, Usia Boleh Tua Namun Pelanggan Tetap Setia

Seluruh bangunan yang terbuat dari kayu-kayu pilihan itu dibongkar dan dipindahkan ke Palembang. Proses pemasangan kembali bangunan rumah, berlangsung selama tiga tahun. Yakni dari 1962-1965. Pemindahan dan pemasangan bangunan kembali selesai hampir sama dengan pembangunan Jembatan Ampera. "Yang saya tahu seperti itu," ujar Fahman.

Seluruh bangunan dan papan yang dipindahkan, lanjut Fahman, tidak ada yang ditambah atau dikurangi. Hanya bangunan konstruksi beton yang ditambah. Seperti tangga, teras, dan lantai dasar Rumah Bari. "Tidak ada yang ditambah atau dikurangi," imbuhnya. 

Ada rencana untuk membuka Rumah Bari dijadikan destinasi wisata? Fahman menuturkan bahwa untuk membuka Rumah Bari sebagai destinasi wisata umum, harus dimusyawarahkan bersama keluarga. Namun jika ada sekolah atau komunitas yang akan berkunjung ke Rumah Bari, bisa mengkomunikasikannya secara tertulis ke Yayasan IBA. Apakah itu sekolah, organisasi atau komunitas masyarakat lainnya.

"Untuk sementara kita baru membuka untuk kunjungan wisata terbatas," jelasnya.

BACA JUGA:Polsek Indralaya Bagikan Alquran Ke Rumah Tahfidz Ammalatul Quran Yatim Duafa

Kategori :