Di dalam Kitab Muqadimmah, Ibnu khaldun sejatinya tidak memberikan definisi yang jelas mengenai pendidikan, ia hanya memberikan gambaran gambaran secara umum.
Menurutnya orang orang yang tidak terdidik oleh orang tuanya maka dia akan terdidik oleh zaman.
Secara harfiah bisa ditafsirkan barang siapa tidak mendapat didikan tata krama yang dibutuhkan saat berinteraksi dan pergaulan bersama orang tua , juga guru dan para sesepuh maka dia akan mempelajri secara alamiah dengan bantuan alam, dari peristiwa peristiwa yang terjadi sepanjang zaman. Zaman yang akan mengajarkannya !
Pendidikan menurut Ibnu Khaldun mempunyai pengertian yang cukup luas.
BACA JUGA:Minang Pride , Suku Bangsa Perantau, Kejar Simbol Kesuksesan
Pendidikan bukan hanya proses belajar mengajar yang hanya dibatasi empat dinding, tetapi pendidikan adalah sebuah proses dimana manusia secara sadar menangkap, menyerap, dan menghayati peristiwa peristiwa alam sepanjang zaman.
Dari rumusan yang ingin dicapai Ibnu Khaldun menganut prinsip keseimbangan. Dia ingin anak didik mencapai kebahagian duniawi dan ukhrowinya kelak.
Dasar pemikiran Ibnu Khaldun berangkat dari pengamatan terhadap rumusan tujuan pendidikan yakni pendidikan Islam yang bersifat moral religius dengan tanpa mengabaikan masalah masalah duniawi.
Ibnu Khaldun meyakini prinsip prinsip pendidikan Islam dapat menyerap aspirasi yang bernafaskan agama dan moral.
BACA JUGA:Tanah Jajahan Series , Negeri Makmur Ladang Subur Kolonialisme
Ibnu Khaldun dalam pendangannya mengenai materi pendidikan merupakan operasional komponen yang menjadi satu bagian dengan ilmu pengetahuan.
Dia mengklasifikasi ilmu pengetahuan yang banyak dipelajari manusia pada periode tersebut menjadi dua bagian .
1. Ilmu ilmu Tradisional (Naqliyah)
Ibnu khaldun menyebutkan ilmu Naqliyah adalah yang bersumber dari Al Quran dan Hadits yang dalam hal ini akan hanyalah penghubung cabang permasalahan dengan cabang utama .
Ilmu Naqliyah didasarkan atas otoratis syariat yang ada dalam Al Quran dan Hadits.