BACA JUGA:Indonesia Cincin Api , Negeri Rawan Bencana Dengan Tanah Subur dari Gunung Berapi
Ibnu Khaldun menjabarkan, yang termasuk dari Ilmu Naqliyah antara lain Ilmu Tafsir, Ilmu qiraat, Ilmu Hadits, Ilmu Unsul Fikh, Ilmu Fikih, Ilmu Kalam Ilmu Bahasa arab, Ilmu Tasawwuf dan Ilmu Ta’bir Mimpi.
2. Ilmu Filsafat atau Rasional (Aqliyah)
Ibnu khaldun memberikan penjelasan dalam Muqadimmahnya bahwa Ilmu Fisafat bersifat alami bagi manusia yang diperolehnya melalui proses berfikir.
Ilmu ini bisa dimiliki seluruh umat manusia yang berakal sehat dan sudah ada sejak peradaban pertama kali ada di dunia. Menurutnya ilmu ilmu filsafat ini dibagi menjadi empat macam ilmu yakni Ilmu logika, Ilmu fisika, ilmu metafisika dan ilmu matematika.
Meski Ibnu Khaldun juga sempat membicarakan ilmu geografi, sejarah dan sosiologi namun dia tidak memamsukkan ilmu ilmu tersebut kedalam kedua klasifikasinya.
BACA JUGA:Jawa Adalah Kunci, Bukan Pepesan Kosong
Menurut ibnu khaldun kedua kelompok ilmu yang pertama tersebut merupakan ilmu pengetahuan yang dipelajri karena faidah ilmu itu sendiri.
Sedangkan mengenai ilmu pengetahun (ilmu alat) adalah merupakan alat untuk mempelajari ilmu pengetahuan di golong pertama.
Karena pemikiran pemikirannya yang brilian Ibnu Khaldun dipandang sebagai peletak dasar ilmu sosial dan politik Islam.
Konstribusi besar Ibnu Khaldun terletak pada filsafat sejarah dan sosiologi.
Dalam Muqadimmahnya Ibnu Khladun dapat mengidentifikasi fakta fakta psikologis , ekonomi, lingkungan dan sosial yang berkontribusi besar pada kemajuan peradaban dan arus sejarah utama.
Beberapa ahli bahkan menyebut Ibnu khaldun sebagai Bapak ekonomi (father of economics) yang sebenarnya dan juga bapak ilmu sosial berkat pemikirannya mengilhami atau dicetuskan kembali empat abad kemudian dan menjadi pondasi pemikir filsafat baru seperti Adam Smith, Karl Marx , John Maynard Keynes dan filsfasat pembaharu lainnya. (eno)