PALEMBANG, oganilir.co - Tiada hari tanpa turnamen tenis meja di Palembang. Jika dua pekan lalu lalu digelar Porprov Korpri Sumsel 2025 dan Indonesia Pingpong League (IPL) Youth seri II di GOR Pitstop Table Tennis Center Palembang. Kali ini Universitas IBA menggelar Porseni II 2025 yang menggelar cabor tenis meja.
Ketua panitia cabor tenis meja Porseni UIBA II 2025 Idrus Hasni SP MM menuturkan bahwa cabor tenis meja akan dilaksanakan pada 19-20 Juli 2025 di Gedung Fakultas Hukum UIBA. Ada dua nomor yang dipertandingkan. Yakni beregu duo U-100 (tunggal, ganda, tunggal) dan tunggal putra bintik atau bintikers.
"Porseni UIBA Cup II 2025 ini se-Sumsel. Petenis meja dari kabupaten/kota di Sumsel boleh mendaftar," kata Idrus Hasni kepada oganilir.co, Senin 14 Juli 2025.
BACA JUGA:Peter Layardi Tegaskan PB PTMSI Organisasi Sah Tenis Meja di Indonesia
Bagi petenis meja yang akan mendaftar, sambung Idrus, dapat menghubungi Adam di nomor 0815 6608249. Kontribusi peserta untuk beregu duo Rp100 ribu per tim dan Rp50 ribu per orang untuk tunggal bintik. "Buruan daftar, kuota terbatas," ujar Idrus.
Hadiah bagi pemenang? Bagi pemenang, tambah Idrus, selain mendapat piagam dan trofi, panitia akan memberikan hadiah uang pembinaan. Yakni beregu duo, juara I uang tunai Rp1 juta, juara II Rp700 ribu, dan juara III sebesar Rp400 ribu. Sedagkan di nomor tunggal bintik, juara I mendapat hadiah uang pembinaan sebesar Rp700 ribu, juara II Rp400 ribu, dan juara III bersama masing-masing sebesar Rp250 ribu.
"Khusus tunggal bintik, ada juara III bersama," terang Idrus.
![](data:image/svg+xml;charset=utf-8,<svg height="360px" width="336px" xmlns="http://www.w3.org/2000/svg" version="1.1"/>)
BACA JUGA:Indonesia Pingpong League II Zona Sumatera Resmi Dimulai, 108 Petenis Meja dari 10 Klub Berkompetisi
Sampai hari ini, jelas Idrus, telah mendaftar 20 tim untuk beregu duo dan 10 petenis meja bintik. Mereka berasal dari Kabupaten OKI, Ogan Ilir, Muba, dan Palembang. "Kita belum bisa menentukan sistem pertandingan, apakah akan menggunakan setengah kompetisi dalam grup atau sistem gugur. Kita lihat dulu jumlah peserta yang mendaftar," pungkasnya.