BACA JUGA:Pohon Kurma Menangis Karena Rindu Rasulullah SAW
"Rasulullah SAW hanya punya dua pakaian. Satu dipakai untuk menerima tamu dan satu lagi dipakai sehari-hari," jawab Hafshah.
Dalam riwayat lain saat ditanya pakaian mewah apa yang dikenakan Rasulullah SAW, dengan suara lirih dan merunduk Hafshah menjawab, "Selembar jubah berwarna kemerahan karena sudah luntur. Itulah yang beliau bangga-banggakan untuk menerima tamu-tamu kehormatan."
Kemudian, Khalifah Umar RA bertanya tentang makanan Rasulullah SAW. "Roti tawar kering dan keras dan untuk memakannya harus dicelup dulu ke air minumnya," jawab Hafshah yang tak mampu menahan air matanya.
Khalifah Umar RA kemudian bertanya, "Apakah Rasulullah SAW mempunyai kasur di rumahnya?"
BACA JUGA:9 Adab Salat Jumat Menurut Rasulullah SAW
Hafshah menceritakan Rasulullah SAW tak punya kasur sama sekali. Nabi SAW hanya punya selimut tebal yang dipakai alas tidur saat musim panas. Begitu musim dingin tiba, selimut itu dilipat, satu sisi sebagai alas tidur dan sisi lainnya sebagai selimut.
Mendengar semua jawaban Hafshah, sang khalifah kemudian mengutarakan akan mengikuti jejak Rasulullah SAW yang hidup penuh kesederhanaan. Ia enggan menerima tawaran kenaikan gaji karena lebih memilih hidup kecukupan di akhirat daripada bermewah-mewahan di dunia yang fana.
"Hafshah, putriku. Aku, Abu Bakar, dan Rasulullah SAW adalah tiga musafir yang menuju cita-cita yang sama. Karena itu, kami harus menempuh jalan yang sama. Musafir pertama, yakni Rasulullah SAW telah tiba di tempat tujuan sebagai pelopornya. Musafir kedua telah mengikuti jalannya dengan saksama, sehingga dia telah berkumpul bersama musafir yang pertama. Dia adalah Abu Bakar. Apakah sebagai musafir ketiga, jika aku tidak meniti jalan yang sama akan dapat bergabung dengan mereka? Tidak, Hafshah. Katakan kepada para sahabat yang mengusulkan kenaikan gajiku itu, 'Umar bin Al-Khaththab lebih memilih berkecukupan di akhirat daripada bermewah-mewah di dunia yang fana ini," kata Khalifah Umar RA dikutip dari buku Pesan Indah dari Makkah dan Makkah susunan Ahmad Rofi' Usmani. (detik.com/dri)