Sempat Jadi Polemik, Rumah Lee Kuan Yew Akhirnya Jadi Monumen Nasional Singapura

Selasa 16-12-2025,07:46 WIB
Reporter : Dendi Romi
Editor : Dendi Romi

oganilir.co - Status rumah mendiang perdana menteri pertama Singapura Lee Kuan Yew menjadi perbincangan dunia tahun lalu karena drama perselisihan ahli waris. Rumah tersebut selama delapan tahun berhadapan dengan dua nasib, bertahan atau dirobohkan.

Saat ini nasib rumah satu lantai itu sudah jelas. Kementerian Kebudayaan, Komunitas dan Pemuda (MCCY) dan Dewan Warisan Nasional (NHB) Singapura telah menetapkan rumah milik pendiri Singapura ini akan dipertahankan dan ditetapkan sebagai monumen nasional ke-77.

Pelaksana Tugas Menteri Kebudayaan, Komunitas dan Pemuda, David Neo, mengatakan pemerintah Singapura telah mengeluarkan perintah pelestarian untuk menetapkan situs tersebut di bawah Undang-Undang Pelestarian Monumen 2009. Aturan tersebut berlaku sejak 13 Desember 2025.

BACA JUGA:6 Tips Simple Mencuci Emas Perhiasan di Rumah, agar Investasi Tetap Aman

Dalam pernyataan resmi itu juga pemerintah Singapura menjelaskan alasan mereka bersikeras mengubah status properti pribadi tersebut menjadi aset milik negara. Salah satu faktornya adalah nilai sejarah bangunan tersebut.

Rumah ini telah menjadi saksi peristiwa-peristiwa penting pada 1950-an yang menandai perjalanan Singapura menuju kemerdekaan. Oleh karena itu, pemerintah Singapura melihat rumah tersebut lebih dari sekadar rumah sosok penting pendiri Singapura modern, Lee Kuan Yew.

"Tempat ini juga menjadi lokasi percakapan, kegiatan, dan pengambilan keputusan oleh para pemimpin pendiri kita dan tokoh-tokoh kunci lainnya yang secara mendalam membentuk arah gerakan kemerdekaan Singapura dan sejarah nasional kita selanjutnya," kata pemerintah Singapura dalam keterangan tertulis seperti dikutip dari Channel News Asia, pada Minggu (14/12/2025).

BACA JUGA:Polsek Tanjung Raja Cek Lokasi Longsor di Desa Pinang Mas, Dua Rumah Warga Terdampak

Rumah Lee Kuan Yew jadi milik Negara

Pemerintah juga akan mengakuisisi lokasi tersebut guna melindungi dan melestarikannya sesuai dengan nilai sejarah dan kepentingan nasional.

Dengan begitu, generasi berikutnya dapat menyaksikan bangunan saksi bisu peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Singapura dari negara koloni hingga bisa merdeka.

Ketika statusnya berubah, rumah tersebut tidak dapat diubah menjadi perumahan, komersial, atau penggunaan pribadi lainnya. Setelah akuisisi selesai, pemerintah juga akan menilai kondisi bangunan dan strukturnya dengan studi terperinci untuk mempertimbangkan langkah selanjutnya.

BACA JUGA:FE Unsri Dorong Ekonomi Hijau Lewat UMKM Berbasis Limbah Rumah Tangga

"Meskipun pemerintah bermaksud mengubah lokasi tersebut menjadi ruang publik, dengan salah satu kemungkinan hasilnya adalah taman warisan budaya, semua opsi, termasuk yang diuraikan oleh Komite Menteri tahun 2018, akan dipertimbangkan sebelum keputusan dibuat," jelas pemerintah setempat.

Selisih Paham Anak Lee Kuan Yew atas Nasib Rumah

Lee Kuan Yew telah meninggal dunia pada 2015 dan meninggalkan 3 orang anak, yakni dua putra dan satu putri. Dalam surat wasiatnya, ia menginginkan setelah peninggalannya, rumah di 38 Oxley Road dirobohkan. Namun apabila putrinya ingin tetap tinggal di sana, tidak masalah.

Kategori :