Jumalia Menarik Becak Karena Kebutuhan
PALEMBANG, oganilir.co – Perjuangan emansipasi wanita yang digaungkan RA Kartini untuk persamaan hak-hak kaum perempuan dengan laki-laki, menang banyak dilakoni kaum hawa dalam mencari nafkah.
Di zaman sekarang ini di kota besar, sering ditemui wanita yang menjadi sopir taksi, sopir bus kota, penarik ojek, juru parkir atau pekerjaan yang lainnya yang biasa dilakukan kaum laki-laki.
Namun pekerjaan yang dilakoni Jumalia (40), warga kawasan Pasar Gubah, Palembang ini terbilang unik. Ya, Jumalia menjadi penarik becak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Jumalia menuturkan bahwa dirinya menjadi penarik becak sudah belasan tahun atau sekitar 18 tahun. Sejak suaminya, Hasan sakit-sakitan dan meninggal dunia.
“Laki aku dulunya sakit, sejak itu aku narik becak,” kata Jumalia dibincangi oganilir.co (Grup SUMEKS.CO), Rabu 7 Juni 2023.
Dalam menarik becak, Jumalia keluar rumah sejak pukul 07.00 sampai 21.00. Menarik becak yang dilakukannya sembari mencari barang bekas untuk dijual kepada pengepul. Barang bekas yang dikumpulkannya beragam. Seperti kardus, botol, plastik, dan barang bekas lainnya yang bernilai ekonomis.
Bekerja mencari nafkah lebih dari 12 jam dilakukan Jumalia, hanya sempat mengantar penumpang tidak lebih dari 3 trip. Uang yang didapat dari menarik becak 2-3 trip tersebut tidak lebih dari Rp30 ribu per hari.
“Jadilah cukup untuk beli beras dan jajan anak,” ujarnya.
Jumalia mengaku tempat mangkalnya hanya dua. Yakni di Pasar Gubah dan Jl Jaksa Agung R Suprapto kawasan Denhub Kodam II/Sriwijaya. Dia tidak memiliki langganan antar jemput anak sekolah seperti penarik becak lainnya.
“Kalu ado langganan anak sekolah, lemak (enak) pak,” terangnya.
Dia belum ada rencana untuk pensiun menarik becak. Karena anak-anaknya belum bisa mencari nafkah sendiri atau bekerja. “Sementaro, narik becak inilah gawe aku,” tukasnya..