Sang ayah yang mengetahui Rudy Hartono memiliki bakat di bulutangkis, mulai memolesnya dengan bergabung di klub bulutangkis miliknya, OKE yang berdiri pada tahun 1951.
BACA JUGA:Tuan Rumah Kejuaraan Asia 2023, Tim Bulutangkis Indonesia Target Juara
Di bawah bimbingan ayahnya, Rudy Hartono dalam berlatih harus menguasai empat hal utama. Yakni kecepatan, pengaturan napas yang baik, konsistensi permainan dan sifat agresif dalam menjemput target.
Metode Latihan fisik yang ditekankan ayahnya kepada Rudy Hartono lebih banyak mengarah ke atletik. Yakni lari jarak panjang dan pendek dan juga latihan melompat (high jump).
Di bawah gemblengan orang tuanya, Rudy Hartono merasakan berlatih bulutangkis professional dan sesungguhnya. Asosiasi Bulutangkis atau klub bulutangkis OKE milik Zulkarnain Kurniawan hanya memanfaatkan ruang Latihan di gudang gerbong kereta api PJKA Karangnmenjangan.
Dengan kondisi keterbatasan, Rudy Hartono mersa enjoy mengikuti Latihan hingga malam hari. Sebab, saat berlatih di jalan aspal depan Kantor PLN Surabaya, penerangan hanya menggunakan lampu petromax.
BACA JUGA:Raksasa Bulutangkis Denmark Turun di Indonesia Open 2023, 9 Pemain Mundur
Rudy Hartono remaja yang ingin berkembang berlatih, berdiskusi dengan ayahnya untuk pindah tempat latihan. Dia pun bergabung dengan klub bulutangkis Rajawali.
Selama beberapa tahun bergabung dengan klub Rajawali, Rudy Hartono dan ayahnya memutuskan untuk pindah pada Pusat Pelatihan Thomas Cup pada akhir tahun 1965. Tak lama setelah itu, kemampuan Rudy Hartono semakin moncer. Bahkan dia turut ambil bagian dalam memenangkan Thomas Cup untuk Indonesia pada tahun 1967.