Beragam tradisi dan praktik budaya Jawa, baik dalam pemerintahan, hukum adat, seni, sastra, festival, dan ritual, masih dilakukan di sekitar kawasan Sumbu Filosofi pada khususnya dan di Yogyakarta pada umumnya. "Selamat untuk Indonesia atas lolosnya Sumbu Filosofi menjadi warisan budaya dunia," kata Chairperson World Heritage Committee Abdulelah Al-Tokhais dalam keterangan resmi diterima di Yogyakarta, Selasa 19 September 2023.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengaku bangga atas warisan budaya Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai warisan budaya yang diakui UNESCO. Dia mengatakan bahwa keberhasilan tersebut merupakan hasil kerja sama semua pihak. Hal itu merupakan penghargaan atas mahakarya Sri Sultan Hamengku Buwono I sebagai pemrakarsa Sumbu Filosofi.
Menurut Sultan, Sumbu Filosofi merupakan sebuah warisan budaya yang penuh dengan filosofi tinggi, sehingga wajib dilestarikan dengan segala atribut yang menyertainya. "Kami menyampaikan terima kasih kepada UNESCO dan seluruh lapisan masyarakat, yang telah mendukung upaya pelestarian Sumbu Filosofi sebagai warisan dunia yang memiliki nilai-nilai universal yang luhur bagi peradaban manusia di masa kini dan mendatang," ujar Sri Sultan.
Dia berharap penetapan itu dapat dijadikan ajang pembelajaran bersama akan nilai-nilai universal yang diperlukan, untuk menciptakan dunia baru yang lebih baik di masa depan. Sultan berharap nilai luhur tersebut dapat menjadi inspirasi dan referensi mewujudkan dunia yang lebih baik. Proses penetapan Sumbu Filosofi sebagai warisan budaya dunia tergolong cepat.
Berbeda dengan nominasi warisan dunia negara lain. Duta Besar RI untuk Kerajaan Arab Saudi Abdul Aziz Ahmad selaku ketua Delegasi Pemerintah Indonesia pada sidang tersebut, menyampaikan terima kasih kepada Komisi Warisan Dunia UNESCO yang telah menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta untuk dicantumkan dalam daftar warisan dunia (World Heritage List).
"Kami merasa terhormat dapat menyumbangkan mutiara ini ke dalam daftar warisan dunia, yang merupakan perpaduan indah antara warisan budaya benda dan tak benda," kata Abdul Aziz.
Selain, Wakil Gubernur DIY KGPAA Sri Paduka Paku Alam X, hadir dalam sidang penetapan itu Sekda DIY Beny Suharsono, Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi, perwakilan Keraton Yogyakarta Bimo Unggul Yudo serta jajaran Tim Delegasi DIY lainnya. "Sumbu Filosofi Yogyakarta dengan nama 'The Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmarks', kini tidak hanya menjadi milik Yogyakarta atau Indonesia, tetapi juga menjadi milik dunia," jelas Paku Alam X.