Massa Kepung KPU Lubuklinggau

Selasa 10-10-2023,13:34 WIB
Reporter : Zulkarnain
Editor : Dendi Romi

Massa Kepung KPU Lubuklinggau

LUBUKLINGGAU, oganilir.co - Opening simulasi Pemilihan Umum Serentak 2023-2024 di kantor Komisioner Pemilihan Umum (KPU) Kota Lubuklinggau, berlangsung ricuh. Sejumlah massa mendesak ketua KPU Kota Lubuklinggau, mundur dari jabatan dan sejumlah komisioner harus dievakusi dengan mobil escape untuk keluar dari amuk massa yang melempar batu.

 

Hal itu terjadi dalam simulasi pengamanan Pemilu 2024 KPU Kota Lubuklinggau, Polres Lubuklinggau, dan pejabat di jaran Pemkot Lubuklinggau, Selasa 10 Oktober 2023 pukul 09.00 WIB di halaman KPU setempat.

 

Ribuan massa mendatangi kantor KPUD Kota Lubuklinggau, dan meminta penjelasan secara langsung kepada ketua KPU, terkait teknis penghitungan suara. Karena tidak puas, massa mulai melakukan sejumlah aksi frontal, seperti melempar batu, memblokir jalan, membakar ban, hingga mengepung kantor KPU Kota Lubuklinggau.

 

Polres Lubuklinggau dan batalyon Brimobda Sumsel Ptanang yang sudah melakukan penjagaan, langsung melakukan pengamanan dan mendesak massa untuk mundur. Sejumlah peralatan pengamanan massa seperti water canon dan Dalmas dan tim pendobrak langsung bergerak. Lalu tim dari Satreskrim mengamankan sejumlah provokator dan mengevakusi komisioner KPU Kota Lubuklinggau.

BACA JUGA:Jelang Pemilu 2024, KPU Banyuasin Targetkan Partisipasi 100 Persen

 

"Ini berkaitan dengan Operasi Mantap Brata sistem pengamanan Pemilu. Menerjunkan jajaran Polres Lubuklinggau, kemudian dengan satuan Brimob, Pol PP, Damkar termasuk Kodim. Jadi kita melaksanakan simulasi pengamanan untuk pemilu legislatif," kata Pj Wali Kota Lubuklinggau H Trisko Defriansa yang ikut menyaksikan simulasi pengamanan Pemilu 2024.

 

Dia berharap, simulasi ini bisa memperjelas dalam pengamanan Pemilu serentak di kota Lubuklinggau. Meski tingkat kerawanan pemilu di kota di angka 9,60, masuk kategori rendah.

 

Dia juga meminta, masyarakat dalam menyambut Pemilu agar tetap tenang dan tidak terpancing dengan isu-isu negatif.  "Masyarakat harus menjadi pemilih yang cerdas. Artinya memahami bahwa ini adalah pesta demokrasi, menggunakan hak pilih secara benar, tepat, baik dan tidak mudah diprovokasi," pungkasnya.

Kategori :