Bashar al-Assad Runtuh, Bukti-bukti Kekejaman Terungkap
Bashar al-Assad.--
oganilir.co - Pascajatuhnya diktator Suriah Bashar al-Assad, banyak fakta dan bukti yang menunjukkan kekejian tak manusiawi. Kumpulan data dengan lebih dari 70.000 foto itu diserahkan kepada Norddeutscher Rundfunk (NDR).
Dokumen tersebut berasal dari seorang kolonel Suriah yang bekerja di Departemen Pengamanan Barang Bukti, Kepolisian Militer Damaskus. Saat pergolakan terjadi setahun yang lalu, dia berhasil membawa dan menyembunyikan hard disk berisi data dari brankas kantornya saat itu.
Kumpulan data terbesar yang pernah dievaluasi
BACA JUGA:Trump Ancam Presiden Venezuela, Janjikan Jaminan Keamanan
Dokumen-dokumen tersebut diteliti bersama dengan jurnalis investigasi dari Westdeutscher Rundfunk (WDR), Süddeutsche Zeitung (SZ), Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional (ICIJ), dan banyak mitra media internasional lainnya. "Damascus Dossier" adalah kumpulan data terbesar yang pernah dievaluasi jurnalis. Beberapa media yang terlibat dalam penelitian ini adalah surat kabar "Le Monde", "Washington Post", "El Pais", "Toronto Star", dan banyak lainnya.
Seperti dilaporkan oleh NDR, dokumen ini mendokumentasikan pelanggaran berat hak asasi manusia di penjara-penjara Suriah di bawah pemerintahan Assad. Gambar-gambar tersebut menunjukkan nasib 10.212 tahanan Suriah yang tewas, sebagian besar pria, tetapi juga wanita, anak di bawah umur, dan setidaknya satu bayi.
Selain foto-foto tahanan yang tewas, dokumen rahasia, daftar anggota militer, dan surat kematian tahanan juga ada dalam kumpulan dokumen tersebut.
BACA JUGA:Trump Klaim Perang Rusia-Ukraina Segera Berakhir
Tanda kekurangan gizi dan kekerasan
Dalam laporannya NDR menyebut data tersebut mengungkapkan bagaimana warga sipil Suriah dimata-matai, dipenjara, dan disiksa hingga kehilangan nyawa sebelum Assad digulingkan pada Desember 2024. Sebagian besar mayat dalam foto-foto tersebut menunjukkan tanda kurang gizi, banyak di antaranya korban kurus kering. Selain itu, terdapat juga bukti kekerasan parah yang dialami para korban. Para ahli yang diwawancarai NDR menginterpretasikan hal tersebut sebagai akibat dari penyiksaan sistematis.
Penelitian menunjukkan bahwa rumah sakit militer punya peran signifikan melakukan penindasan di Suriah. Dokter dari Rumah Sakit Militer Harasta di Damaskus menandatangani surat kematian tahanan dan hanya mencatatkan kejadian terminal seperti "henti jantung" tanpa penyebab kematian yang sebenarnya.
Tahanan yang selamat melaporkan kepada tim peneliti adanya lantai khusus untuk penyiksaan di rumah sakit militer tersebut. Menurut informasi dari NDR, WDR, dan SZ, dokter yang dituduh melakukan penyiksaan terhadap para mantan tahanan kini juga berpraktik di Jerman.
Penyelidikan dilakukan Kejaksaan Agung Jerman
BACA JUGA:Diancam Trump, Presiden Meksiko tak Gentar
Sumber:

