Sejak Sekolah Jadi Penampal Ban Hingga Sarjana, Putra Hidupi Adik Bungsu

Sejak Sekolah Jadi Penampal Ban Hingga Sarjana, Putra Hidupi Adik Bungsu

Harto Dwi Putra menampal ban salah satu pelanggan.--

Sejak Sekolah Jadi Penampal Ban Hingga Sarjana, Putra Hidupi Adik Bungsu 

PALEMBANG, oganilir.co - Hari Raya Idulfitri sama sekali tidak membuat Harto Trisno Dwi Saputra (30) untuk libur mencari nafkah. Tukang tampal ban yang membuka usahanya di Jl Letnan Murod, Kelurahan DIV, Kecamatan Ilir Timur 1, PALEMBANG ini memilih tetap buka. 

Dia tetap mencari nafkah menjadi tukang tampal ban di Hari Raya Idulfitri 1445 Hijriah. Selain mendapatkan rezeki, dirinya juga menolong umat Muslim yang mengendarai kendaraan roda dua mengalami pecah atau bocor ban. 

Harto Trisno Dwi Saputra menuturkan bahwa pendapatannya di Hari Raya Idulfitri meningkat dibanding hari biasa. Sebab, banyak kendaraan roda dua yang mengalami bocor atau pecah ban. Keberadaan jasa tampal ban sangat dibutuhkan untuk membantu umat Muslim yang akan bersilaturahmi menggunakan kendaraan roda dua. Karena itu, di Hari Raya Idulfitri, dirinya memilih buka 24 jam. Berkah rezeki di Hari Raya Idulfitri menghampirinya. Hari biasa, dia hanyaa mendapatkan lima kendaraan roda dua menampal ban. Namun di Hari Raya Idulfitri, dia bisa mendapatkan 20 kendaraan sehari.

BACA JUGA:Toyota Urban Cruiser Taisor Guncang Dunia, BBM Irit Minta Ampun

"Sejak kemarin banyak yang ban motor bocor minta ditambal. Biasanya melayani hanya lima motor. Hari Lebaran, rata-rata mencapai 20 motor, malahan malam ini sudah menvapai target seperti kemarin," kata Harto Dwi Saputra, Jumat 12 April 2024 dini hari.

Dia mengaku menekuni profesi sebagai tukang tampal ban sudah dilakoninya sejak masih sekolah. Saat itu dia ikut Uwak (kakak laki-laki orang tuanya). Dari pekerjaan menampal ban itulah, dia bisa kuliah dan meraih gelar sarjana.

"Alhamdulillah, saya bisa kuliah dengan menjadi tukang tampal ban. Selama menjalan pekerjaan saya telah telah menyelesaikan sekolah S1 di perguruan tinggi  Palembang UMP FKIP Sejarah di Palembang angkatan Tahun 2012," ungkapnya.

Saat ini, lanjut Putra, -panggilan Harto Trisno Dwi Saputra- dia bekerja di salah satu sekolah menengah atas SMA Aisyiah sebagai guru honorer. Usai bekerja, dia masih menjalankan profesinya sebagai tukang tampal ban, hingga berkeluarga.

BACA JUGA:Sepeda Listrik Lisgo Tiger Harga Terjangkau, Spek Sat Set Cocok Banget untuk Ngantor

"Pekerjaan ini tak mungkin saya tinggalkan karena, dari sini saya bisa sekolah menjalankan hidup di Palembang," tuturnya.

Sejak ditinggal ayahnya meninggal di masa kecil, dia bersama kakaknya juga sama-sama menjalankan profesi sebagai penambal ban. Dia mengakui punya dua saudara, adik bungsu perempuan bernama Tri Ayu Putri.

"Sejak kecil ditinggal ayah, bersama kak Wahyu menjadi tulang punggung keluarga. Alhamdullillah bersyukur hingga kini terus menjalankan pekerjaan ini," terang suami Neni, guru honorer di SMA Taman Siswa Palembang ini. 

Sumber: