Imbas Mahasiswi PPDS FK Undip Bunuh Diri, Kemenkes Tutup Prodi di RSUP Kariadi
FK Undip.--
SEMARANG, oganilir.co - Seorang mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip) berinisial ARL (30) meninggal dunia karena bunuh diri. Kasus itu mencuat di media sosial X dan menjadi perbincangan warganet. Kabar itu dibagikan salah seorang warganet pada 14 Agustus.
Informasinya, korban ARL merupakan mahasiswa asal Tegal, peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di RSUP Kariadi Semarang.
ARL ditemukan tewas pada Senin (12/8) di kamar kos Lempongsari, Gajahmungkur, Kota Semarang. Dari hasil pemeriksaan, korban menyuntikkan obat penenang yang hanya bisa diakses oleh dokter anestesi. Ditemukan buku harian korban yang diduga berisi keluhannya yang tidak tahan dengan perundungan yang dia alami.
Kemenkes pun ikut turun tangan dan menghentikan program studi anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro di RSUP Dr Kariadi, Semarang. Penghentian sementara prodi itu dimuat pada surat resmi per 14 Agustus 2024. Perintah pemberhentian prodi anestesi Fakultas Kedokteran Undip dikeluarkan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dr Azhar Jaya, melalui surat kepada Direktur Utama RSUP Kariadi dengan Nomor TK.02.02/D/44137/2024.
BACA JUGA:Buka Pelatihan, Rektor Unsri Ingatkan Dosen Pemula
”Sehubungan dengan dugaan terjadinya perundungan di Program Studi Anestesi Universitas Diponegoro di RSUP Kariadi, yang menyebabkan terjadinya bunuh diri pada salah satu peserta didik program studi anestesi Universitas Diponegoro, maka disampaikan kepada Saudara untuk menghentikan sementara program studi anestesi di RSUP Kariadi sampai dengan dilakukannya investigasi dan langkah-langkah yang dapat dipertanggungjawabkan oleh jajaran Direksi Rumah Sakit Kariadi dan FK UNDIP,” tulis Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dr Azhar Jaya.
Berita meninggalnya mahasiswi PPDS Undip itu juga ramai diperbincangkan. Salah satunya pada akun sosial media X @bambangsuling11 dengan 1,9 juta tayangan. Dia menduga adanya indikasi bahwa pihak Undip ingin menutupi kasus tersebut.
”Mohon bantuan RTnya karena ada indikasi kasus ini ditutupi dengan menyebut korban sakit saraf kejepit,” tulis @bambangsuling11.
BACA JUGA:Persiapan Matang, PSM Unsri Raih Gold dan Silver BICF 2024
”Pihak PPDS Anestesi Undip berusaha menutupi dengan menyebut korban sering menyuntikkan obat itu ke tubuhnya karena sakit saraf kejepit,” lanjut dia.
”Saya tidak mengenal korban, tapi saya dan beberapa rekan malam ini berjanji bakal kejar pelaku perundungan sampai bisa diberi hukuman setimpal,” sambungnya.
”Saya memohon bantuan doa dan RTnya teman-teman semua agar tak ada lagi tempat untuk pelaku bully. Terima kasih sebesar-besarnya,” ucap akun @bambangsuling11.
Hingga saat ini kasus tewasnya ARL yang diduga bunuh diri ini masih dalam pemeriksaan lebih lanjut oleh pihak yang berwajib.
Sumber: