Banjir Rendam 3 Desa di Lais Muba, Warga Asyik Bermain Air

Banjir Rendam 3 Desa di Lais Muba, Warga Asyik Bermain Air

Warga Desa Petaling, Kecamatan Lais bermain air saat banjir melanda. foto: tangkapan layar Facebook--

LAIS, oganilir.co - Sudah hampir sebulan ini tiga desa di Kecamatan Lais, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) terendam air akibat meluapnya air Sungai Musi dan Batanghari Leko. Yakni Desa Petaling, Rantau Kroya, dan Desa Teluk Kijing.

Banjir yang awalnya hanya setinggi 1 meter, lambat laun mulai meningkat, ketinggiannya mencapai 2,5 meter.

Yogi, salah satu warga Desa Petaling menuturkan bahwa banjir yang melanda desanya terjadi sejak awal Bulan Februari. Hanya saja waktu itu, ketinggian air tidak lebih dari 1 meter. Namun menjelang akhir Februari sampai hari ini Selasa 18 Maret 2025, ketinggian air sudah mencapai 2,5 meter.

"Warga senang dengan datangnya banjir karena bisa bermain air di jalan depan rumah," kata Yogi kepada oganilir.co, Selasa. 

BACA JUGA:Sampoerna Agro Bantu Warga Korban Banjir, Bupati Imbau Perusahaan Lain Peduli

Banjir yang terjadi, tambah Yogi, tidak membuat warga khawatir. Karena seluruh warga desa bisa berenang. Mulai dari anak usia kelas 1 SD hingga dewasa. Hanya balita yang tidak bisa berenang. "Anak balita belum bisa berenang," ujarnya. 

Dia menambahkan bahwa banjir tidak menghambat warga dalam mencari nafkah. Khususnya petani karet. Karena kebun karet milik warga berada di luar desa dan lokasinya tidak terkena banjir. Petani yang akan menyadap karet menuju kebun menggunakan perahu, baru berjalan kaki menuju kebun.

"Kebun karet warga berada di luar desa dan letaknya agak tinggi. Banjir juga menjadi berkah bagi warga karena banyak ikan," imbuhnya.

Gangguan hewan buas saat banjir? Dia bersyukur sejak banjir melanda, tidak ada ular maupun buaya yang mengganggu warga bermain air di jalan dan depan rumah. "Jangankan buaya, ular pun tidak ada yang mengganggu warga," kata Yogi. 

BACA JUGA:Kunjungi Warga Terdampak Banjir, Prabowo Buka Bersama dengan Masyarakat

Banjir yang terjadi, lanjut Yogi, menjadi berkah bagi pedagang ban dalam mobil. Karena warga bermain air menggunakan pelampung ban dalam mobil. Ban dalam mobil dipompa dan dijadikan pelampung. 

"Satu ban dalam mobil dijual seharga Rp20 ribu," pungkasnya. 

 

Sumber: