Proyek Tol Indralaya-Prabumulih Menggunakan Inovasi Penanganan Tanah Lunak.

Proyek Tol Indralaya-Prabumulih Menggunakan Inovasi Penanganan Tanah Lunak.

Proyek Tol Indralaya -Prabumulih (Foto Ist)--

# Didesain untuk kecepatan maksimal 100 km/jam.

OGANILIR.CO-PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI), anak perusahaan PT Hutama Karya (Persero) terus menyelesaikan  pembangunan sejumlah ruas Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) di tahun 2023, termasuk Jalan Tol Indralaya-Prabumulih. Pembangunan jalan Tol ini melewati Kabupaten Ogan Ilir, Kota Prabumulih dan Kabupaten Muara Enim.

Panjang ruas Jalan Tol Indralaya-Prabumulih sepanjang 64,5 km didesain untuk kecepatan maksimal 100 km/jam. Struktur Jalan Tol terdiri dari konstruksi at grade dengan flexible pavement sepanjang 58 km dan sisanya merupakan konstruksi elevated berupa pile slab dan jembatan. Jalan Tol ini memiliki dua simpang susun (interchange), yakni Interchange Indralaya dan Interchange Prabumulih. 

“Maka dalam proses pengerjaannya menerapkan  inovasi dengan menggunakan geofoam pada oprit jembatan. Penggunaan geofoam bertujuan untuk menggantikan material timbunan di belakang oprit yang berat. Geofoam merupakan salah satu material geosintetik yang terbuat dari polimer Expanded Polystyrene dan Xtruded Polystyrene (XPS) yang mempunyai properti berat jenis yang lebih rendah dibandingkan material granular atau tanah.’’ Kata Direktur Operasi III HKI Selo Tjahjono. 

BACA JUGA:Tol Palembang ke Banyuasin Kelar Juni, Jokowi Akan Resmikan Pada Juli

Makanya dengan menggunakan geofoam, diharapkan meminimalisir penurunan oprit selama masa layanan jalan.” Selain itu, keunggulan geofoam yakni mudah diaplikasikan, mutu yang mudah dikontrol, dan tidak terkendala dengan cuaca,”kata Selo Tjahjono. 

  Apalagi kata Selo Tjahjono, pada area jembatan Kelekar yang lokasinya cukup sulit dijangkau crane, dilakukan girder erection dengan metode launcher. Metode launcher pada girder erection dipilih karena dimensi pierhead yang besar sehingga tidak memungkinkan untuk menggunakan crane.  

  “Pada lokasi-lokasi tanah lunak, digunakan Prefabricated Vertical Drain (PVD) dan Preloading sebagai treatment. PVD merupakan salah satu bahan geosintetik yang berbentuk pita terdiri dari inti (core) dan selimut (jacket) yang dipasang secara vertikal dan berfungsi sebagai penyalur air dari bawah ke atas (vertikal),’’lanjut Selo.

Sedangkan preloading adalah salah satu jenis penanganan tanah lunak dengan cara memberikan beban berupa timbunan surcharge yang berfungsi sebagai pengganti beban perkerasan dan lalu lintas selama proses konsolidasi.  

BACA JUGA:Sumsel Kerjakan 15 Proyek Strategis Nasional, 5 Proyek Jalan Tol, 2 Seksi Tol Rampung April dan Agustus 2023

Dijelaskan Selo, dari sisi teknologi, HKI telah mengimplementasikan BIM (Building Information Modeling) secara komprehensif di Proyek Tol Indralaya-Prabumulih, mulai dari fase perencanaan hingga fase konstruksi. 

“Dengan menggunakan BIM, proses konstruksi di lapangan menjadi lebih efektif dikarenakan perencanaan konstruksi yang matang dan detail sebelumnya, yang berujung mengurangi rework dan waste,’’tuturnya .

Enterprise Resources Planning (ERP) berbasis SAP juga telah diimplementasikan di Proyek Tol Indralaya-Prabumulih. Dengan menggunakan ERP-SAP, seluruh proses bisnis dapat dicatatkan secara real time sehingga memudahkan untuk mengambil keputusan. 

Kualitas, keselamatan dan kesehatan kerja menjadi perhatian utama HKI dalam membangun jalan tol. Di tahun 2022 lalu, Tim Proyek Indralaya-Prabumulih HKI berhasil meraih penghargaan Kecelakaan Nihil dari Kementerian Ketenagakerjaan RI atas periode kerja 2019-2021. 

Sumber: