Introduksi Rumput Unggul Untuk Pakan Kerbau di Banyuasin

Introduksi Rumput Unggul Untuk Pakan Kerbau di Banyuasin

Proses pelatihan produksi rumput ungul untuk pakan ternak kelompok Peternak di Desa Rambutan Kabupaten Banyuasin Sumsel --

Introduksi Rumput Unggul Untuk Pakan Kerbau di Banyuasin 

# Penerapan Teknologi Hi-fer+ Berbasis Hijauan Rawa

BANYUASIN, OGANILIR.CO- Upaya untuk pengembangan hewan ternak kerbau, akibat sulitnya memenuhi ketersediaan pakan secara berkesinambungan baik secara kualitas maupun kuantitasnya, pada masyarakat peternak di  Kabupaten Banyuasin , Sumatera Selatan (Sumsel).

Para Dosen Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sriwijaya (Unsri)  melakukan kegiatan Pengabdian pada masyarakat, dengan memberikan pelatihan yang sebagian   besar anggota kelompok peternak Sinar Rambutan di Desa Rambutan Kabupaten Banyuasin.

Desa Rambutan salah satu desa di Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin dengan luas wilayah sekitar 3.277 Ha, berpenduduk 2.376 jiwa, dengan mata pencaharian pada umumnya adalah petani/peternak (69,70%), buruh perusahaan (5,06%), wiraswasta (2.74%) dan PNS/TNI (2,52%). Dan  berdasarkan tingkat pendidikan sebagian besar tamatan SD (61,9%), SLTP (13,2%), SLTA (10,5%) dan Sarjana S1 (2,5%) serta lain-lain (11,9%).

BACA JUGA:Manfaat Rumput Raja Untuk Pakan Ternak Sapi

Populasi ternak kerbau pampangan di Desa Rambutan adalah 1.762 ekor (79,12%) dari total populasi kerbau di Kabupaten Banyuasin dan 793 ekor  (45,01%) dari total populasi yang ada di Desa Rambutan, merupakan milik Kelompok Peternak Sinar Rambutan dengan tingkat kepemilikan mulai 6 – 94 ekor per kepala keluarga. Anggota kelompok peternak ada yang memelihara ternaknya sendiri dan ada juga memelihara ternak orang lain, dengan pembagian hasil sesuai  kesepakatan bersama. 

“Umumnya  mereka lakukan adalah pembibitan kerbau, ada yang dilakukan sendiri atau bersama-sama dengan membentuk kelompok peternak, dengan jumlah anggota 23 orang. Namun usaha tersebut acapkali menghadapi kendala khususnya penyediaan hijauan pakan terutama pada kondisi musim kemarau,’’kata  Dr. Muhakka, S.Pt., M.Si., selalu Ketua Kelompok dalam kegiatan Pengabdian Masyarakat FP Unsri,  bersama anggotanya terdiri dari  Dr. Afnur Imsya, S.Pt., M.P.,  Dr. Ir. Yakup, M.S., Drs. Erwin Nofyan, M.Si dan Dra. Rukiyah, M.Pd serta dibantu oleh beberapa mahasiswa.

Menurut Dr Muhakka, untuk mengatasi permasalahan para peternak tersebut , perlu dilakukan introduksi rumput unggul seperti rumput raja pada saat musim kemarau, sementara pada saat musim hujan hijauan rawa yang melimpah dapat dimanfaatkan dengan teknologi hijauan fermentasi (Hi-fer+).

BACA JUGA:Cristiano Ronaldo Ingatkan Punggawa Portugal Tak Anggap Remeh Ghana, Banyak Pemainnya Merumput di Eropa

“Sehingga pada saat musim kemarau, baik rumput unggul maupun Hi-fer+ selalu tersedia untuk memenuhi hijauan pakan kerbau pampangan,’’kata Dr Muhakka.

Diakui Dr Muhakka, salah satu permasalahan utama dalam pengembangan kerbau pada peternak, karena sulitnya memenuhi ketersediaan pakan secara berkesinambungan baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Sehingga  kurang berkembangkannya tingkat produksi dan produktivitas.

“Peternak selama ini  hanya mengandalkan vegetasi pakan alami yang tumbuh di padang penggembalaan yang populasinya  di  Desa Rambutan saat ini  sudah  mulai menurun, terutama yang palatable (disukai) oleh ternak kerbau,’’tutur Dr Muhakka.

BACA JUGA:Rokok Pucuk Daun Nipah Palembang Mulai Dilupakan Peminatnya, Tapi Masih Laku Dijual ke Curup dan Bengkulu

Sumber: