Oknum Kepsek dan Orang Tua 32 Siswa yang Ditampar Berdamai, Sore Ini Laporan Polisi Dicabut
Kepala SMAN 1 Pemulutan Selatan dan salah seorang wali siswa bersalaman usai mediasi di Aula SMAN 1 Pemulutan Selatan, Senin, 19 September 2022. foto : hetty/oganilir.co.--
OGAN ILIR, OGANILIR.CO - Oknum Kepala SMAN 1 Pemulutan Selatan, kabupaten OGAN ILIR, Sumatera Selatan akhirnya memilih berdamai dengan orang tua 32 siswanya yang kena tampar.
Pembicaraan damai itu berlangsung di Aula SMAN 1 Pemulutan Selatan, Senin, 19 September 2022.
Orang tua 32 siswa di aula tersebut mengungkapkan keluh kesahnya dan kepala sekolah SMAN 1 Pemulutan Selatan berjanji bahwa insiden serupa tidak akan terulang.
Sebelum pertemuan itu terwujud, proses mediasi juga dilakukan guru-guru SMAN 1 Pemulutan Selatan dengan para orang tua siswa yang ditampar oleh Masnawati.
BACA JUGA:Oknum Guru SD Kumpulkan Tiga Cewek di Satu Rumah dan Dijadikan 'Mangsa' Pria Hidung Belang
Upaya mediasi dan perdamaian antara wali siswa dan kepala sekolah itu mendapat pengawasan dari Pengawas Wilayah Ogan Ilir dari Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan, Candra Dewi.
Untuk merealisasikan perdamaian tersebut, para orang tua yang sudah terlanjur membuat laporan ke Polres Ogan Ilir, Jumat, 16 September 2022 lalu, berencana akan menarik laporan pada sore ini.
Usai pertemuan, kepada awak media, Dewi menegaskan, persoalan guru dan siswa ini sudah dinyatakan clean and clear serta tak ada permasalahan lagi.
"Semua pihak saling memaafkan dan peristiwa ini jadi bahan introspeksi bagi guru khususnya di SMAN 1 Pemulutan Selatan," ucap Dewi.
BACA JUGA:Susul Sang Pelatih, Angel di Maria Kena Kartu Merah, Juventus Takluk Lawan Klub Promosi AC Monza
Suasana mediasi tersebut sempat berlangsung alot, terutama ketika para orang tua mempertanyakan kepada Masnawati alasan menampar seluruh siswa Kelas XI IPS 2 tersebut. Padahal, siswa di kelas tersebut tidak seluruhnya bersalah.
Para wali siswa pun merasa keberatan dengan tindakan Masnawati yang menampar anak mereka yang tidak bersalah.
Seperti diungkapkan Johan, salah seorang wali siswa mengaku keberatan anaknya ditampar kepala sekolah, padahal anak tersebut tak melakukan kesalahan.
"Apo benar anak kami melanggar galo? Seharusnyo yang dienjuk sanksi itu yo yang bersalah bae, jangan yang idak bersalah keno sasaran jugo," tanyanya.
Sumber: