Nyeri Pada Tulang Belakang, Mungkin Gejala Kista
Ilustrasi.--
Nyeri Pada Tulang Belakang, Mungkin Gejala Kista
oganilir.co - Mungkin Anda pernah mengalami nyeri tulang belakang. Hampir 80 persen orang pernah merasakan nyeri tulang belakang. Salah satu penyebab nyeri tulang belakang adalah adanya kerusakan sendi kecil yang berada di antara tulang-tulang belakang (sendi facet), terutama pada pasien yang berusia lebih dari 60 tahun.
Sendi facet berfungsi untuk memberikan fleksibilitas pada tulang belakang untuk bergerak menekuk atau berputar, serta memberikan stabilitas untuk mencegah tulang belakang bergerak berlebihan dan mempertahankan posisi rangkaian tulang belakang.
Nyeri yang terjadi di tulang belakang juga bisa menjadi gejala adanya kista. Kista jenis ini dinamakan kista sendi tulang belakang atau kista sendi facet, yaitu benjolan jinak berupa kantong berisi cairan bening yang terbentuk karena trauma (cedera), peradangan, atau proses degenerasi pada sendi facet tulang belakang.
BACA JUGA:Ini Manfaat Daun Salam Bagi Kesehatan, No 5 Wajib Baca
Gejala dan keluhan dari seseorang yang memiliki kista pada sendi facet dapat berbeda-beda, tergantung dari lokasi dan ukuran kista, bahkan dapat muncul tanpa gejala sama sekali.
Apabila kista sendi facet menimbulkan tekanan berlebihan pada saraf tulang belakang, keluhan nyeri punggung yang bervariasi akan dirasakan seseorang, mulai dari nyeri ringan hingga nyeri menusuk atau sensasi tersetrum listrik.
Nyeri dapat dirasakan hanya pada punggung, atau menjalar ke bahu, pinggang, bokong, tangan atau kaki, dan dapat timbul pada posisi tertentu seperti saat duduk, membungkuk, atau mengangkat benda berat. Pada kasus yang berat, kista sendi facet dapat menimbulkan kesulitan menggerakkan tungkai, gangguan fungsi buang air kecil atau buang air besar, bahkan kelumpuhan.
Pengecekan untuk seseorang yang merasakan nyeri dan merasakan gejala-gejala kista sendi tulang belakang, dapat melalui konsultasi dan pemeriksaan riwayat kesehatan dengan dokter spesialis ortopedi, pemeriksaan fisik, rontgen, dan CT scan atau MRI. Melalui CT Scan dan MRI, jaringan lunak seperti saraf tulang belakang serta lokasi dan ukuran kista dapat terlihat dengan lebih jelas. Biasanya, kista terlihat seperti gelembung pada sendi facet.
BACA JUGA:8 Dampak Buruk Bagi Kesehatan Jika Sering Gunakan Kipas Angin untuk Tidur, Salah Satunya Hipertermia
Pasien berobat ke Mayapada Hospital Kuningan, kemudian dilakukan pemeriksaan MRI untuk mendiagnosis keluhan yang dirasakan pasien, dan ditemukan kista pada sendi facet pasien.
Akhirnya, pasien menjalani tindakan bedah minimal invasif untuk pembebasan kista menggunakan metode Biportal Endoscopic Spine Surgery (BESS). Tindakan ini ditangani oleh dr. Nicko Perdana Hardiansyah, SpOT (K) Spine dan berhasil dilakukan pada bulan Juni 2023 lalu di Mayapada Hospital Kuningan. Dua belas jam pasca-tindakan, pasien pun dapat kembali ke rumah tanpa alat bantu untuk berjalan.
Metode BESS dilakukan dengan bantuan endoskopi (teropong) dan dikatakan sebagai bedah minimal invasif karena bedah dilakukan dengan luka sayatan minim atau kecil yang biasanya berukuran kurang dari 1 cm. Luka sayatan yang kecil membuat luka operasi dan kerusakan jaringan menjadi jauh lebih minimal. Selain itu, keunggulan lain dari metode BESS adalah operasi menjadi lebih singkat, dan proses pemulihan pasien
Pada beberapa kasus, kista sendi facet dapat diobati secara konservatif tanpa pembedahan, seperti istirahat dan pemberian obat-obatan seperti obat pereda nyeri, obat anti peradangan, serta obat penenang maupun narkotik tergantung tingkat keparahan nyeri.
Sumber: