Gunakan Bahasa Indonesia, Mendikdasmen Pidato di Sidang Umum UNESCO

Gunakan Bahasa Indonesia, Mendikdasmen Pidato di Sidang Umum UNESCO

Abdul Mu'ti menyampaikan pidato di Sidang Umum UNESCO PBB. --

NEW YORK, oganilir.co - Bangga menggunakan Bahasa Indonesia. Hal itu dilakukan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti yang berpidato menggunakan bahasa Indonesia di Sidang Umum Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).

Dalam paparannya, Mu'ti menjelaskan berbagai kebijakan pendidikan di Indonesia. Mu'ti juga yang menegaskan bahwa, tantangan global tidak semata-mata terletak pada kekuasaan atau ekonomi. Tetapi juga pada manusia yang tercerahkan melalui pendidikan, sains, kebudayaan, serta komunikasi dan informasi yang membebaskan.

"Nilai-nilai mendasar inilah, yang membawa Indonesia pada penegasan bahwa pendidikan adalah hak dasar setiap anak dan tidak boleh ada satu pun yang tertinggal," kata Mu'ti dikutip dari akun YouTube resmi UNESCO, Selasa 4 November 2025.

Jelaskan berbagai program pendidikan di Indonesia

BACA JUGA:Saksikan Penandatanganan MoU, PM Kanada Puji Pidato Prabowo di Sidang Majelis Umum PBB

Dia menjelaskan, pemerintah Indonesia baru saja meluncurkan kebijakan yang disebut Pendidikan Bermutu untuk Semua yang merupakan pelaksanaan konstitusi dan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan jalan menuju kemanusiaan yang adil dan beradab.

Pemerintah juga meluncurkan Gerakan Semesta untuk mempercepat pencapaian Tujuan Keempat dalam Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Kemudian memberitahu bahwa Indonesia mulai mengenalkan pembelajaran kecerdasan artifisial (AI), coding, serta penguatan pendidikan karakter.

Berikutnya peningkatan kapasitas dan kesejahteraan guru sebagai agen pembelajaran dan sebagai agen peradaban melakukan pemenuhan gizi anak sekolah melalui program makan bergizi gratis (MBG).

Indonesia kembangkan Sekolah Rakyat bagi keluarga miskin

BACA JUGA:4 dari 5 Negara Pemegang Hak Veto DK PBB Mendukung Palestina Merdeka, Hanya AS yang Belum

Mu'ti juga menyampaikan pemerintah Indonesia juga meluncurkan dan mengembangkan Sekolah Rakyat bagi anak-anak dari keluarga miskin.

Melalui berbagai kebijakan tersebut, Mu'ti menegaskan, angka partisipasi sekolah anak usia 7 hingga 12 tahun dan 13 hingga 15 tahun di Indonesia masing-masing telah mencapai 99,19 persen dan 96,17 persen.

"Presiden Prabowo juga meluncurkan program digitalisasi pendidikan dan rumah pendidikan sebagai upaya memberikan layanan pendidikan bermutu bagi anak-anak di daerah terpencil," pungkas Mu'ti. (Kompas.com/dri)

 

Sumber: