Diduga hanya lantaran kurang uang Rp700 ribu. Dia juga membantah sudah 4 kali gagal menikah.
“Saya baru pertama kali ini gagal menikah,” akunya, dihadapan Kapolsek Pengandonan AKP Dwi Hendro.
Termasuk mas kawin 2 suku emas, dan uang Rp6,7 juta yang diributkan serta kain songket, menurutnya sudah dikembalikan, disaksikan P2UKD dan perangkat desa.
“Uang Rp35 juta itu bukan dibelikan motor NMax yang harganya Rp30-an juta. Motor N-Max itu juga bukan punya kami, tapi punya keluarga kami,” sebutnya.
Menurutnya, uang pemberian Rp35 juta itu sudah dibelanjakan sembako buat persiapan pernikahan, dan sudah direlakan pihak calon mempelai pria.
Dimana sesuai kesepakatan, sejak awal Rp40 juta. Terdiri permintaan Dona Rp35 juta, Rp5 juta uang asap.
Namun baru diberikan Rp35 juta. Baru menyusul Rp5 juta.
“Sedangkan yang Rp 2,7 juta itu biaya mengurus buku nikah dan sewa tempat antar-antaran,” tukasnya.
Dia juga membantah membanting pintu, saat calon ibu mertuanya datang.
Namun disebutnya sejak 17 Desember, sudah tidak ada lagi kontak dengan pihak keluarga pria.
Sementara rencana menikah 18 Desember.
“Yang membatalkan menikah bukan saya, tapi pihak pria,” klaimnya.
Meski begitu, Dona menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Desa Blambangan dan masyarakat OKU umumnya.