Introduksi Rumput Unggul Untuk Pakan Kerbau di Banyuasin

Senin 15-05-2023,20:07 WIB
Editor : Sardinan

“Rumput raja merupakan hasil persilangan antara rumput gajah (Pennisetum purpereum) dengan Pennisetum typhoides. Rumput raja mudah dikembangkan, dapat tumbuh hingga 1.500 meter diatas permukaan laut, menyukai tanah yang subur dan curah hujan lebih dari 1.000 mm/tahun. Bila dikelola dengan baik dan pemupukan secara intensif, produksi segar rumput raja bisa mencapai 1.076 ton/ha/tahun. Rumput Raja dapat ditanam dengan dua cara yaitu stek dan pols (sobekan rumpun) yang berumur sekitar delapan bulan, semakin tua semakin baik (10 bulan), panjang stek sekitar 25-30 cm atau terdiri dari 2 buku dan 3 ruas dengan jarak tanam 70 x 70 cm. Rumput raja dapat dipanen (dipotong/defoliasi) 60 hari setelah tanam (HST). Kemudian defoliasi berikutnya 40 hari sekali pada musim hujan dan 60 hari sekali pada musim kemarau dan rata-rata rumput raja dapat dipanen/dipotong 7 kali setahun dan dapat berproduksi hingga 10 tahun,’’jelas Dr Muhakka secara rinci .

Masih kata Dr Muhakka,  keunggulan rumput raja,  penanaman lebih mudah, bisa menggunakan stek dan pols atau sobekan rumpun, pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan rumput gajah, produksinya tinggi, produksi segar bisa 40 ton/ha/satu kali panen, kandungan nutrisinya lebih baik, kandungan protein kasarnya bisa mencapai 18,67%, Sedangkan rumput gajah hanya sekitar 10%, bisa dipanen pada usia muda, 60 HST atau setelah tingginya mencapai 1 meter, memiliki serat kasar 33,38% yang berfungsi sebagai sumber serat (energi) untuk ternak ruminansia, sangat disukai ternak (palatabilitasnya tinggi) khususnya ternak sapi, berumur panjang (perenial), rumpun, tegak, dan tingginya bisa mencapai 4 meter dan (8) Produktivitasnya lebih tinggi dibandingkan dengan rumput gajah.

BACA JUGA:Ternak Sapi di Empat Lawang Terserang Penyakit menular yang Disebabkan Virus dari Keluarga Poxviridae

“Makanya rumput raja banyak digunakan sebagai pakan dalam usaha penggemukan ternak ruminansia (sapi, kerbau, kambing, dan domba),’’lanjut Dr Muhakka.

Lebih lanjut Dr Muhakka,  kegiatan yang dilaksanakan pada kelompok peternak bertujuan untuk mengintroduksi rumput unggul dan teknologi Hi-fer+ berbasis hijauan rawa sebagai pakan kerbau pampangan berkelanjutan dan berkualitas.

“Kita mengupayakan kelompok peternak Sinar Rambutan di Desa Rambutan dapat memanfaatkan rumput unggul dan teknologi Hi-fer+  sebagai pakan ternak kerbau pampangan berkelanjutan dan berkualitas, sehingga kekurangan hijauan yang selama ini dapat diatasi,’’tambahnya.

BACA JUGA:Unsri Miliki Rusunawa dan Asrama, Untuk Mahasiswa Bidikmisi

Selain itu, untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota Kelompok Peternak tentang Introduksi Rumput Unggul dan Teknologi Hi-fer+.

“Dengan adanya program ini dapat menambah pengetahuan dan keterampilan serta memberikan cakrawa berpikir masyarakat umumnya di Desa Rambutan dan khususnya Kelompok Peternak Sinar Rambutan untuk memanfaatkan Rumput Unggul dan Teknologi Hi-fer+ berbasis hijauan rawa sebagai pakan kerbau pampangan, sehingga dapat meningkatkan produkstivitas ternaknya,’’imbuhnya .

Sementara pada acara pelatihan, peserta diberikan diberitakan materi berkaitan dengan budidaya rumput raja, mulai dari pemilihan lokasi sampai dengan panen dan teknologi pengawetan hijauan. Pemilihan lokasi, pengolahan tanah, pemupukan, jenis-jenis pupuk yang diberikan baik sebagai pupuk organik maupun pupuk an organik. Pemilihan bahan penanaman seperti stek, pols dan biji. Untuk rumput raja yang paling umum dilakukan adalah dengan bahan penanaman stek, yang paling ideal adalah dengan menggunakan stek yang terdiri dari dua buku dan tiga ruas.


Dosen dan Mahasiswa Unsri dalam kegiatan pengabdian masyarakat dengan memberikan pelatihan --

Peserta pelatihan sangat antusias, hal ini ditandai dengan banyaknya pertanyaan dari peserta (Ketua Kelompok Bapak Ali Husin) yang diajukan yang berkaitan dengan topik Introduksi rumput unggul dan teknologi hijauan fermentasi. (Rilis/Sid)

Kategori :