Kehancuran Kesultanan Singapura, Awal Mula Didirikan oleh Raja Parameswara
OGANILIR.CO - Sejarah Raja Parameswara di Singapura berkaitan erat dengan berdirinya Kesultanan Singapura pada abad ke-14. Raja Parameswara, juga dikenal sebagai Iskandar Shah, adalah seorang pemimpin yang legendaris yang memainkan peran penting dalam sejarah awal Singapura.
Pada awal abad ke-14, Parameswara merupakan seorang pemimpin di Palembang, Sumatera Selatan. Namun, ia terlibat dalam konflik dengan Majapahit, sebuah kerajaan yang kuat pada masa itu. Parameswara dan pengikutnya akhirnya melarikan diri dari Palembang dan melakukan perjalanan ke utara.
Dalam perjalanannya, Parameswara tiba di Temasek, sebuah pemukiman nelayan di wilayah yang sekarang menjadi Singapura. Dia melihat potensi strategis dan ekonomi wilayah tersebut, terutama karena posisinya yang menguntungkan di jalur perdagangan di Selat Malaka. Parameswara memutuskan untuk membangun sebuah kerajaan di sana.
Menurut legenda, Parameswara diceritakan melihat seekor singa saat tiba di Temasek. Oleh karena itu, dia memberi nama tempat itu "Singapura," yang dalam bahasa Sanskerta berarti "Kota Singa." Nama Singapura terus digunakan hingga hari ini.
Kesultanan Singapura yang didirikan oleh Parameswara mencapai puncak kejayaannya pada pertengahan abad ke-14. Singapura menjadi pusat perdagangan yang penting di kawasan tersebut, dengan pengaruh yang meluas ke seluruh Asia Tenggara. Parameswara sendiri memerintah sebagai Sultan Iskandar Shah.
Sejarah terakhir Sultan Singapura sebenarnya berakhir pada abad ke-16 dengan kejatuhan Kesultanan Singapura. Pada masa itu, Singapura menjadi pusat perdagangan yang penting di kawasan tersebut, dan kesultanan Singapura didirikan oleh seorang raja bernama Parameswara pada tahun 1398.
Namun, pada tahun 1398, Singapura diserang oleh pasukan dari Kerajaan Ayutthaya (Siam) yang dipimpin oleh Rajasawardhana. Sultan Iskandar Shah terpaksa meninggalkan Singapura dan mencari perlindungan di wilayah yang sekarang menjadi Johor, Semenanjung Malaysia. Singapura jatuh ke tangan Ayutthaya dan kemudian diperintah oleh Kerajaan Majapahit.