
“Yang membuat suasana hati saya semakin terguncang adalah para korban meninggal di dalam dekapan pemain,” ujarnya terlihat menahan tangis.
Polisi Harus Tanggung Jawab
Usai pertandingan, beberapa penggawa Arema FC berusaha untuk meminta maaf karena tak bisa memberikan kemenangan di laga yang bertajuk Derbi Jawa Timur tersebut.
“Kami tidak pernah mengira situasi seperti ini akan terjadi. Para pemain memiliki hubungan yang baik dengan seluruh penggemar,” imbuhnya.
“Ketika saya pergi ke ruangan konferensi pers, para pemain juga berada di lapangan untuk menenangkan,” jelasnya.
“Namun, sekembalinya saya dari konferensi pers, situasi berubah drastis dan mencekam,” tambah Roca.
Dengan banyaknya korban meninggal dari suporter Arema, Roca menyebut beberapa pihak wajib bertanggung jawab.
BACA JUGA:Tsaniyah Gadis 24 Tahun Korban Tragedi Kanjuruhan, Alumnus Ponpes akan Dilamar yang Pulang Jenazah
Dia menganggap insiden tragis ini terjadi karena panitia penyelenggara dan pihak kepolisian.
Dua pihak tersebut punya andil besar atas pecahnya kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang.
Panitia penyelenggara tak siap untuk skenario terburuk dan pihak kepolisian gagal menenangkan suporter dengan hati yang dingin.
“Stadion Kanjuruhan sangat tidak siap untuk skenario terburuk, seperti kerusuhan yang terjadi pada Sabtu malam,” jelasnya.
“Stadion ini berada di daerah terpencil, sehingga tidak ada banyak ambulans yang tersedia,” ungkap Roca lagi.
“Saya kira polisi juga melampaui batasnya. Mereka seharusnya bisa melakukan teknik lain untuk menenangkan suasana. Sebab, tidak ada sepak bola yang sebanding dengan nyawa,” tegas pelatih Arema FC ini memberikan kesaksian atas meninggalnya suporter Arema. (*)