HISKI Komisariat Sumsel Meriahkan Panggung Hotel Swarna Dwipa Palembang dengan Pertunjukan Kesenian Dulmuluk
Pertunjukan seni Dulmuluk yang dilakukan HKSI di Hotel Swarna Dwipa Palembang. foto: evan z/koran sumeks/oganilir.co--
Dulmuluk menjadi kesenian khas Palembang yang perlu terus dilestarikan. Sebab itulah, Himpunan Sarjana-Kesusasteraan Indonesia (HISKI) Komisariat Sumsel konsisten melakukan pertunjukkan ini. Salah satunya lakon Siti Zubaidah yang dibawakan, Sabtu, 19 November 2022.
——————————-
PERTUNJUKAN itu dilakukan di panggung Hotel Swarna Dwipa. Cerita Siti Zubaidah tersebut disutradarai oleh Prof Dr Nurhayati MPd. “Penulisan dari syair menjadi naskah drama itu sebuah proses transformasi. Karena syair itukan banyak kata-kata arkaik,” katanya.
Dia menjelaskan, agar menjadi sebuah naskah drama syair-syair dalam Dul Muluk diubah menjadi dialog-dialog percakapan seni Dulmuluk. “Ini merupakan sebuah upaya dan itu menjadi sebuah disertasi maha agung,”katanya.
Menurutnya, pentas Dulmuluk ini, bertujuan untuk menyatukan pakar di bidang sastra dari seluruh Indonesia. Mereka berasal dari berbagai perguruan tinggi ternama di Sumsel dan masuk dalam HISKI. “Itu bisa berasal dari sastra Cina, sastra Jepang, sastra Rusia, sastra Inggris, kegiatan ini khusus sastra Indonesia kami mementaskannya bersama-sama,” katanya.
Agar pentas seni pertunjukan Dulmuluk berjalan lancar. Dia mengaku, semuanya secara rutin selama tiga bulan latihan Dulmuluk dengan durasi 18 kali pertemuan online. “Latihan lewat zoom kemudian baru kemarin ketemu itu latihan secara tatap muka hanya dua kali pertemuan,” ujarnya.
Nurhayati memberikan apresiasi setinggi-tingginya untuk tim pakar kesastraan Indonesia atas saran-saran dan ide yang diberikan demi kesuksesan pentas seni Dulmuluk di Palembang.”Kita sendiri memandang seni pertunjukan Dulmuluk ini bagaimana pakem-pakemnya, kita melakukan inovasi disini,”katanya
Kemudian dia berpesan agar syair-syair dulmuluk yang mungkin tidak populer lagi di kalangan generasi muda sekarang bisa dijadikan syair kedalam bentuk yang lain.”Sebenarnya orang Palembang ini luar biasa jadi dari syair kemudian dilantunkan dan dilagukan. Lalu, dijadikan teater,” katanya.
Hal ini harus benar-benar dilestarikan. Sebab, banyak pemuda khususnya SMA yang tidak bisa membaca syair. Nah, lewat pertunjukkan itu pemuda bisa mengenali syair Dulmuluk. Mereka juga memasukan mata kuliah. “Jadi sebenarnya cara melestarikan sebuah budaya lokal itu lewat pendidikan yang amat efektif jadi kami masukkannya ke kurikulum,” ujarnya.
Sementara itu, Prof Dr Taufiq Marwa, i Wakil Rektor II Bidang Umum, Kepegawaian dan Keuangan Universitas Sriwijaya Palembang mengatakan, pada prinsipnya lembaga perguruan tinggi, khususnya Unsri mendukung kegiatan yang positif apa pun bentuknya baik bidang akademik dan non akademik serta seni budaya.
“Apalagi dulmuluk ini dilakukan untuk melestarikan budaya. nMudah-mudahan budaya yang ada, budaya yang baik bisa terlestari dan bisa bermanfaat serta memberi semangat bagi generasi-generasi mudam,” pungkasnya. (nni)
Sumber: